Wasiat Ratu Ageng Tegalrejo, Memperbenderang Sosok Samar-Samar Melalui Literasi Digital

Photo Author
- Selasa, 11 Februari 2020 | 02:21 WIB
Adegan Ratu Ageng Tegalrejo dengan Raden Mas Ontowiryo dalam Drama Musikal Wasiat Ratu Tegalrejo yang dipentaskan secara literasi digital berlokasi di Vila Fahmi Idris Cibodas Jawa Barat
Adegan Ratu Ageng Tegalrejo dengan Raden Mas Ontowiryo dalam Drama Musikal Wasiat Ratu Tegalrejo yang dipentaskan secara literasi digital berlokasi di Vila Fahmi Idris Cibodas Jawa Barat

Ratu Ageng Tegalrejo wafat  t17 Oktober 1803, setelah sakit demam parah akibat dari tercebur di kolam ikan. Pada waktu yang bersamaan Gunung Merapi meletus. Suasana sangat tegang dan penuh duka karena wafatnya perempuan perkasa.

Ia dimakamkan di makam para raja trah Mataram di Pasarean Imogiri Bantul, dikenal dengan nama Pajimatan Girirejo Imogiri  Bantul Yogyakarta. Pada waktu itu usia Pangeran Diponegoro masih belasan tahun.




-
Peluncuran Buku Wasiat Ratu Ageng Tegalrejo di Perpustakaan Nasional RI Jakarta

Ratu Ageng Tegalrejo merupakan   perempuan utama yang mengasuh,  menginspirasi dan membentuk karakter   Raden Mas Ontowiryo hingga tumbuh menjadi sosok   Pangeran Diponegoro yang gagah berani dalam  melawan Belanda melalui Perang Jawa  (De Java Oorlog, 1825 – 1830) yang sangat ditakuti oleh tentara Belanda dan membuat Pemerintah Belanda bangkrut.

Sungguh disayangkan, esksistensi dan peran  Ratu Ageng Tegalrejo  hanya tersurat samar-samar dalam lembar sejarah Indonesia. Foto-fotonya juga sulit ditemukan.

Menurut Ki Sono Puspahadi, pengamat sejarah kerajaan-kerajaan dan raja-raja di Pulau Jawa-Bali khususnya,  memberikan argumen.

“Sangat mungkin  Ratu Ageng Tegalrejo yang cerdas dan rendah hati itu tipe perempuan yang tidak suka pencitraan. Ia konsentrasi pada misi-visi hidupnya: kerja, studi, beribadah dan membesarkan cicitnya menjadi sosok priyagung yang linuwih – Raden Ontowiryo yang kemudian dikenal sebagai Pangeran Diponegoro," katanya.

Ki Sono Puspahadi melanjutkan, selain itu, sangat mungkin Ratu Ageng Tegalrejo  memang menyembunyikan jatidirinya agar tidak dikenali dan diserang oleh musuh-musuhnya. Sehingga agak sulit ditelusuri jejak kehidupannya dan tampilan profilnya.

Misalnya, sangat mungkin ia tidak mau dilukis, sehingga tidak ada peninggalkan lukisan profilnya.  Alat foto pada  waktu itu juga masih langka dan itu tentunya  milik Belanda. Sangat mungkin Ratu Ageng menolak difoto dengan alat milik Belanda, maka tidak ada foto tentang tampilan dirinya.

Literasi Digital untuk Membangkitkan Wasiat yang Tersirat

Mencari  materi untuk menulis riwayat Ratu Ageng memang tidak mudah, tapi apa yang saya peroleh dapat dijadikan bahan untuk mementaskan Drama Musikal Ratu Ageng Tegalrejo. Tujuannya untuk membangkitkan wasiat-wasiat ajarannya yang mulia, yang  tersirat dalam buku  Babad Diponegoro yang ditulis oleh Pangeran Diponegoro dan Takdir yang ditulis oleh sejarawan Peter Carey.

Drama Musikal Wasiat Ratu Ageng Tegalrejo  (Dramus WRAT) bisa terwujud  melalui Program Literasi SMP-SMA Don Bosco 2 Pulomas Jakarta yang  sejak  tahun  2014 saya mentori, sebelum  Pemerintah mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).  Telah enam judul  buku yang diterbitkan  mengusung misi pelestarian lingkungan yang bertajuk  Don Bosco Green Pen, yang dicetuskan oleh L. Asri Indah Nursanti  yang pada waktu itu sebagai Kepala SMP Don Bosco  2 Pulomas (ketika artikel  ini saya tulis , Asri sebagai Kepala SMA Don Bosco 2 Pulomas).

Saya pribadi baru meluncuran Gerakan Sastra Hijau untuk Merawat dan Melestarikan  Bumi -  Rumah Kita Satu-satunya.

Sejalan  dengan lajunya pengembangan teknologi dan memasuki  Era Revolusi Industri  4.0,  program  literasi di SMP-SMA  Don  Bosco 2  Pulomas  ditingkatkan menjadi  Literasi  Digital (LD).  Yaitu, selain melakukan kegiatan  menulis, fotografi  dan senirupa juga cinematic  (membuat  film-video diawali dengan menulis  skrip   dan  menghadirkan  tim kreatif, tim produksi  serta para  pemainnya/talentnya).  Semuanya itu dilakukan  oleh  anak didik  peserta  program literasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lima Fakta Menarik Film Timur untuk Isi Liburan

Rabu, 17 Desember 2025 | 21:45 WIB

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB
X