hiburan

Wasiat Ratu Ageng Tegalrejo, Memperbenderang Sosok Samar-Samar Melalui Literasi Digital

Selasa, 11 Februari 2020 | 02:21 WIB
Adegan Ratu Ageng Tegalrejo dengan Raden Mas Ontowiryo dalam Drama Musikal Wasiat Ratu Tegalrejo yang dipentaskan secara literasi digital berlokasi di Vila Fahmi Idris Cibodas Jawa Barat

Untuk  melaksanakan  LD  bukanlah hal  yang mudah.  Jelas,  lebih rumit dibandingkan dengan  literasi  tulis untuk menerbitkan buku.

Karena  diperlukan kemampuan yang ada kaitannya dengan cinematic. Dari segi pembiayaan juga jauh lebih mahal dari literasi tulis menerbitkan buku.

Tapi berkat kegigihan para pemangku Yayasan Panca Dharma,khususnya Kepala Bidang Pendidikan Hieronymus Sunarto dan Kepala Sekolah SMP Don Bosco 2 Pulomas, Anastasia Rini Pujowati  dan L. Asri Indah Nursanti  Kepala SMADon Bosco 2 Pulomas,maka program LD bisa dilaksanakan dan membuahkan: Dramus WRAT,  Buku WART dan Film.




-
Adegan Ratu Ageng Tegalrejo berduka saatsuaminya, Sultan Hamengkubowo I wafat, pentas di Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia Jakarta

Barangkali   karya ini  merupakan  program LD  yang pertama  di  Indonesia  untuk Gerakan Literasi  Sekolah  dan perlu diketahui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Mas Menteri Nadiem Makarim agar bisa dikembangkan sebagai Program Literasi Kreatif.

Untuk mewujudkan  LD,  pertama-tama saya menulis skrip dan kemudian menjalin kerjasama dengan rekan-rekan saya para sineas  untuk mentoring anak didik di Sekolah Don Bosco 2 Pulomas.  Kami membentuk tim kreatif produksi dan audensi talent. Tim kreatif,  tim produksi dan talent yang terlibat  sekitar  100 orang, diseleksi  dari TK, SD, SMP dan SMA Don Bosco 2  yang terdiri dari para siswa  dan guru.

Bahkan pemeran Ratu Ageng Tegalrejo  dimainkan oleh L. Asri Indah Nursanti  dan Anastasia Rini  Pujowati  dan Edward Aria Jalu Taufan Putra (Guru Sejarah) sebagai pengawal Ratu Ageng.  Raden Mas Ontowiryo diperankan oleh Justin Arana Vijaya  siswa SD dan Pangeran Diponegoro remaja diperankan oleh  Austindus Raditya siswa  SMA.

Penata  Musik Albertus Ade Pratama- guru musik dan budaya.  Anak-anak didik juga dilatih  sebagai penanggung-jawab property, mereka  diajak  menyiapkan kostum  para pemainnya disesuaikan dengan tradisi  Abad 18. Ditampilkan  pula  tarian klasik yang dipentaskan oleh para siswi SMP-SMA Don Bosco 2  yang harus latihan selama sembilan bulan.

Untuk menyemarakan pentas,  ditampilkan pula Beksan Wanara secara kolosal.  Yang saya paparkan ini hanyalah sebagian kecil  dari persiapan produksi Dramus dan Film WRAT.

Kami  sangat bersyukur, LD WRAT berupa film dapat diputar sebagai sajian  karya yang indah membanggakan dan WRAT berupa buku berhasil diluncurkan pada Sabtu, 8 Februari 2020 pukul 10.00  di Auditrorium Perpustakaan Nasional  RI  Jakarta.

Walau dalam waktu yang bersamaan diguyur hujan deras dan banjir,  peluncuran kedua buah karya literasi tersebut cukup lancar, walau Sejarawan Peter Carey batal hadir karena sekitar rumahnya dikepung genangan air. Tapi kami masih diberi kesempatan oleh-Nya menyuarakan perjuangan Ratu Ageng Tegalrejo untuk pencerahan.

Harapan saya sebagai peneliti dan penulis sebagian dari kisah Ratu Ageng Tegalrejo, karya  anak didik dan para guru SMP-SMA Don Bosco 2  Pulomas tersebut bermanfaat untuk mengkokohkan jiwa nasionalisme dan pelestarian eksistensi Bumi. Bagi anak didik yang terlibat di dalam  program LD mendapat inspirasi sebagai pekerja kreatif. (Naning Pranoto)

Halaman:

Tags

Terkini

Lima Fakta Menarik Film Timur untuk Isi Liburan

Rabu, 17 Desember 2025 | 21:45 WIB

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB