MADINAH, KRJOGJA.com - Pasien jemaah haji yang masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) Jeddah, Makkah maupun Madinah akan tetap dimonitor Tim visitasi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) meski nantinya proses pemulangan selesai dan masa penyelenggaraan haji 1440H/2019M sudah berakhir.
Baca Juga:Â Visa Progresif Dicabut, Saudi Terapkan Government Fee Visa Umrah
"Visitasi tersebut akan tetap dilakukan sampai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan kembali ke tanah air yang terjadwal pada 16, 17 dan 18 September 2019. Setelah itu seluruh daftar jemaah yang masih dirawat di RSAS akan diinformasikan ke KUH untuk monitor selanjutnya," jelas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan PPIH 1440H/2019M dr Indro Murwoko.
Menurutnya proses tersebut akan terus dilakukan hingga datang PPIH Jilid II yang bertugas melakukan visitasi ke RSAS setelah diberangkatkan dari Indonesia. Penyiapan petugas Jilid II sendiri terus diproses yang dipersiapkan tim Pusat Kesehatan Haji di Indonesia.
"Termasuk kesiapan visa juga untuk mereka. Mengacu tahun sebelumnya, akan ada enam tenaga kesehatan. Masing-masing akan bertugas dengan rincian masing-masing dua orang di Makkah, Madinah dan Jeddah dengan lama penugasan satu bulan," imbuh Indro.
Hal tersebut juga dikuatkan Kepala Daker Madinah Akhmad Jauhari yang menyatakan PPIH Arab Saudi menyerahkan penanganan berikutnya bagi jemaah haji yang masih dirawat kepada perwakilan Indonesia yang ada di Jeddah. "Nanti kami akan memberikan data berapa jemaah yang masih dirawat di RSAS beserta kondisinya, baik yang ada di Madinah, Makkah maupun Jeddah," ucap Jauhari.
Dijelaskan, dari tiga kota itulah kemudian dilakukan monitoring secara berkala untuk mengetahui kondisi pasien. Ketika ada jemaah yang dirawat layak terbang, maka staf teknis haji akan melakukan koordinasi untuk mencarikan proses kepulangan.