"Pertama memastikan kondisi jemaah sudah layak terbang. Kedua, kondisi jemaah sakit seperti apakah? Dimungkinkan kepulangannya dapat dengan duduk. Setelah mengetahui kondisi jemaah tersebut selanjutnya staf teknis haji akan melakukan proses pemesanan tiketnya. Sebab ada perlakuan berbeda antara jemaah yang berbaring dan duduk untuk pemulangannya," terang Jauhari.
Bagi jemaah yg berbaring, maka proses kepulangannya dengan stretcher case yang memakan tempat lebih kurang sekitar enam seat. Karena tempat yang dibutuhkan untuk evakuasi jemaah sakit baring ini lebih banyak, sehingga koordinasinya membutuhkan waktu lebih lama. "Karena tidak mungkin pada hari itu juga tersedia seat pesawat sebanyak itu," sambungnya.
Terkait dengan biaya, hal tersebut menjadi tanggung jawab maskapai untuk jemaah sakit. Dari kantor teknis urusan haji menyiapkan pendamping yang akan mendampingi jemaah tersebut. Apabila kondisi jemaah sakit itu dalam posisi duduk, maka pendampingnya satu orang. Sementara jika kondisi jemaah sakit yang akan dipulangkan dalam kondisi berbaring, maka pendampingnya dua orang.
Â
"Staf teknis urusan haji akan melakukan persiapan yang harus dilakukan saat evakuasi jemaah sakit. Apakah jemaah sakit ini memerlukan oksigen dalam jumlah tertentu. Untuk itu staf teknis melakukan koordinasi dengan maskapai agar menyiapkan oksigen, termasuk dokumen jemaah sakit itu," imbuhnya.
Sehingga lanjut Jauhari, meski operasional penyelenggaraan ibadah haji selesai pada 16 September, namun penanganan terhadap jemaah sakit di RSAS akan terus dilakukan hingga jemaah habis tidak ada lagi yang tertinggal di Arab Saudi.
"Staf teknis merupakan pegawai Kemenag yang diperbantukan kepada perwakilan untuk melaksanakan fungsi penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi. Staf teknis haji ini terdiri dari empat orang PNS Kemenag dibantu beberapa orang. Setelah operasional haji usai, merekalah yang mengurusi hal terkait haji di Arab Saudi.
Baca Juga:Â Banyak Jemaah Lansia-Risti, Koordinasi Menjadi Kata Kunci di Kloter 96 dan 97 SOC
Sementara melansir data terakhir, jemaah yang masih dirawat di RSAS Madinah sebanyak 53 orang dan jemaah yang dirawat di KKHI Madinah berjumlah 26 orang. Untuk jemaah yang menjadi pasien di RSAS Makkah sebanyak 48 orang dan empat orang di KKHI Makkah. Sedang pasien jemaah yang ada di RSAS Jeddah sebanyak lima orang.