MADINAH, KRJOGJA.com - Sumur Ar Rawha atau yang dikenal dengan sebutan Bir Rawha dalam Bahasa Arab mungkin kurang begitu dikenal umat muslim dunia secara luas. Jikapun banyak yang tahu, lebih didominasi muslim dari kawasan Asia Selatan dan sebagian Asia Tenggara. Padahal, wilayah Rawha cukup masyur di masa Rasulullah SAW. Malahan, beberapa hadits yang masuk kategori shahih dengan perawi Bukhari dan Muslim menyebut Rawha secara khusus.
Baca Juga: Cerita Gus Miftah, Hampir Selalu Mualafkan Orang Saat Pengajian
Saat KRJOGJA.com yang menjadi bagian Tim Media Center Haji (MCH) 2019 berkesempatan mengunjungi Ar Rawha, tentu menjadi kesempatan istimewa yang jarang dijumpai. Sebab, berziarah ke Rawha bukan menjadi salah satu agenda dari jemaah haji Indonesia selama di Madinah. Berada sekitar 80 kilometer dari Kota Madinah, perjalanan ke Rawha dapat ditempuh selama kurang lebih satu jam melewati jalan halus yang cukup sepi di tengah gurun dan gamparan bukit serta pegunungan batu.
Ar Rawha sendiri merupakan sebuah kawasan perbukitan dan pegunungan batu berwarna coklat kemerahan yang membentang sejauh beberapa kilometer. Rasulullah SAW sendiri dalam riwayat menyebut Rawha sebagai salah satu Lembah Surga. Sumur Rawha sendiri berada di sebelah kanan jalan yang menghubungkan Madinah-Makkah. Setiba di lokasi, suasana tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Jauh dari kesan ramai. Bahkan cenderung sepi.
KRJOGJA.com hanya menjumpai beberapa peziarah yang berasal dari Asia Selatan, seperti Pakistan, Bangladesh dan lainnya. Malahan, kawasan di sekitar Sumur Rawha terkesan kurang terawat. Sumur berdiameter antara 2-3 meter yang biasanya ditutup jaring-jaring besi, sudah ditutup rapat plat besi. Sekitaran sumur juga ditutup seng rapat. Untuk masuk, penduduk setempat yang berada di dekat lokasi membuka 1-2 seng untuk masuk dan lebih dekat melihat sumur legendaris selain Sumur Zamzam.
Di sekitar lokasi, ada beberapa warga yang menjual jeriken serta sejumlah minyak wangi. Dipercaya, air Sumur Rawha memiliki banyak manfaat. Sepertinya berderet kran yang dipasang di dekat sumur memiliki mata air dari Sumur Rawha. Banyak peziarah yang mengambil air sumur tersebut. Rasanya seperti air zam-zam, hanya lebih payau. Wallahu'alam bishawab. Sekitar 10 meter dari sumur tersebut, terdapat mushala kecil berbentuk persegi panjang. Bisa dibilang kurang terawat. Beberapa bagian temboknya sudah lapuk. Kebersihannya juga hampir tidak terawat meski tidak sedikit yang meluangkan waktu salat di tempat tersebut.
Rasanya kurang pas jika hanya melihat Rawha tanpa mendasari dengan literasi sebagai dasarnya. Merujuk sejumlah hadist dan Sirah Nabawi, Ar Rawha memang memiliki banyak keistimewaan. Dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan bahwa Ar Rawha merupakan tempat singgah dan salat Rasulullah SAW ketika menuju Makkah. "Dari Nafi bahwa Abdullah bin Umar menceritakan bahwasanya Nabi SAW pernah melaksanakan salat di masjid kecil, bukan masjid yang terdapat di Syarful Rawha. Abdullah mengetahui tempat yang pernah digunakan oleh Nabi SAW untuk salat. Ia berkata, di sana, di sebelah kanan jika kamu berdiri salat di masjid itu. Masjid itu terletak di sebelah kanan jalan jika kamu berjalan menuju ke arah Makkah. Jarak masjid tersebut dengan masjid besar sejauh lemparan batu atau kurang lebihnya sekitar itu". (HR Bukhori).