Guna memastikan bahwa pelatihan berjalan optimal, Indra mengaku akan terjun langsung memberikan pelatihan ini selama 48 jam ditambah 2 jam daring setiap minggu sampai bulan Oktober 2019.
“Akan saya kawal sendiri pelatihan guru dan implementasi di sekolah sampai ke siswanya. Dalam menyusun kurikulum ini saya didukung banyak pihak seperti Carnegie Mellon University (USA), code.org, Eduspec, dan juga para akademisi Fakultas Sistem Informasi dan Fakultas Ilmu Komputer dari Universitas Bina Nusantara,†lanjutnya.
Sementara itu, Kasie Evaluasi Direktorat Pembinaan SMK Arfah Laidiah Razik menjelaskan pelatihan ini diikuti 40 guru dari 20 SMK yang berbeda dari berbagai penjuru Nusantara. Dasar pemilihan SMK yang ikut program ini sengaja dipilih bukan dari bidang keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi, dengan tujuan agar dapat memperkaya wawasan ekonomi digital dibidang keahlian yang lain dan mendorong munculnya digital-digital entrepreneur dari berbagai bidang.
“Program yang baru pertama kali diadakan ini mampu menarik perhatian SMK se-Indonesia. Hingga pendaftaran ditutup, sebanyak 238 SMK mendaftar dan hanya 20 SMK yang memenuhi syarat,†jelasnya.
Pada akhir program, para siswa yang sudah diberikan pelatihan oleh guru yang mengikuti program pelatihan Simulasi dan Komunikasi Digital ini akan mengikuti unjuk kreasi di Jakarta. Poin utama yang akan dinilai dari inovasi dan kreativitas siswa dari 20 SMK ini adalah originalitas.(ati)