Selain itu, penambahan kuota haji tentu berdampak pada penerbitan visa. Saat ini pembuatan paspor haji juga mensyaratkan rekam biometrik.
“Kami harus mendistribusikan kembali tambahan kuota ini ke tingkat provinsi. Kami juga harus menambah petugas kloter. Jumlah 10 ribu setidaknya akan terdistribusi dalam kurang lebih 25 penerbangan. Setiap penerbangan harus ada lima petugas kloter,†papar Lukman.
Sementara di Arab Saudi, kata Lukman, hampir seluruh pengadaan layanan akan kena dampak penambahan kuota haji. Menurutnya, mengubah proses pengadaan yang sudah hampil final bukanlah hal mudah.
Sebagai contoh adalah pengadaan akomodasi hotel di kawasan Markaziah (jarak terdekat Masjid Nabawi) yang sudah penuh. “Penambahan kuota tentu akan menambah kebutuhan hotel yang saat ini sudah banyak dipesan oleh berbagai negara, termasuk Indonesia,†tuturnya
Penambahan kuota haji juga berimbas pada pengadaan kamar hotel untuk jemaah Indonesia di Mekah. Sebelumnya pengadaan hotel di Mekah bagi jemaah haji asal Tanah Air menggunakan sistem zonasi.
“Penyediaan akomodasi di Makkah yang saat ini sedang berjalan, sudah hampir final dengan skema zonasi. Karena itu kemungkinan besar, khusus untuk tambahan 10.000 ini tidak lagi menggunakan sistem zonasi,†jelas dia.
Selain akomodasi, kebutuhan lainnya yang harus disiapkan adalah bus dan biaya angkut bagasi. Sebab, penambahan kuota haji punya dampak langsung dan tak langsung bagi APBN.
“Semua membutuhkan biaya, baik direct maupun indirect. Karena itu Kemenag akan segera melakukan pembahasan dengan DPR untuk mendapatkan persetujuan terkait penambahan kuota ini,†pungkasnya. (*)