Taiwan - RI Tak Ada Hubungan Diplomatik, TKI Jadi Korban

Photo Author
- Minggu, 15 Januari 2017 | 15:10 WIB

Selain kerja yang tidak manusiawai, para ABK ini dilaporkan menerima upah sangat minim. Tak sesuai standar yang sudah ditentukan baik di dalam negeri maupun internasional.

"Gaji lebih mengerikan lagi. Rata-rata paling tinggi US$ 150 per bulan dan hanya US$ 50 yang diterima di kapal dan US$ 100 diterima selesai kontrak dua tahun itu dipotong. Kalau dia kecelakaan atau minta pulang, hilang itu," tegasnya.

Iqbal menambahkan, selain masalah gaji minim, ABK WNI juga tak mendapat asuransi kesehatan. Padahal, kerja di sektor perikanan memiliki risiko yang sangat tinggi.

Ia menambahkan karena tak ada asuransi pengobatan, para ABK menggunakan daging ikan tuna untuk menutup luka.

Iqbal, menyadari muncul masalah ini disebabkan pengelolaan pekerja ABK sektor perikanan yang masih sangat buruk.

"Ini karena tata kelola di dalam negeri belum bagus dan tingkat internasional belum baik, di internasional ada namanya MLC (maratime law convention) yang mengurus masalah ABK, tapi ABK yang kerja di perikanan diperkecualikan," kata dia.

Bukan cuma itu, tidak adanya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Taiwan memperburuk masalah ini. Ia pun mengaku tak bisa memberikan perlindungan maskimal karena hal itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X