Dihadiri Presiden Jokowi, ASEAN-Australia Special Summit 2024 Jadi Satu Cara Negeri Kanguru Menepis Pengaruh Tiongkok

Photo Author
- Rabu, 6 Maret 2024 | 12:58 WIB
Sekretaris Jenderal ASEAN Dr Kao Kim Hourn menyampaikan sambutan. (Istimewa)
Sekretaris Jenderal ASEAN Dr Kao Kim Hourn menyampaikan sambutan. (Istimewa)

Kondisi itu termasuk poin yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Kerjasama kelautan antara ASEAN dan Australia menjadi salah satu pembahasan penting. Kerjasama itu melingkupi bidang keamanan dan penelitian, termasuk tantangan dan kesempatannya.

Dominasi Tiongkok

Meskipun tersirat, dominasi Tiongkok yang bercita-cita menjadi kekuatan laut kelas dunia (blue water navy) menjadi salah satu pemicunya kerjasama maritim ASEAN dan Australia.

Perspektif ngotot yang menganggap area laut dalam sembilan garis putus-putus (nine dash line) sebagai wilayah kedaulatan Tiongkok makin mengeruhkan suasana. Pandangan itu memicu konflik dengan beberapa negara ASEAN. Terutama Filipina dan Vietnam.

Masyarakat di kedua negara tersebut sejak lama resah dengan dominasi Tiongkok di lautan mereka. Ternyata warga Benua Kangguru juga berbagi keresahan serupa.

Sebanyak 75% warga Australia menganggap Tiongkok menjadi ancaman bagi Australia. Angka itu meningkat dari 41% dalam jajak pendapat yang rutin diadakan oleh Lowy Institute sejak 2009.

Kejadian terbaru adalah vonis mati dari pengadilan Tiongkok terhadap bloger warga Australia kelahiran Tiongkok, Yang Hengjuin, pada Februari 2024 lalu. Ia ditangkap pada 2019 di Guangzhou atas tuduhan spionase.

Hubungan Tiongkok dan Australia memasuki fase panas dingin sejak 2018. Australia melarang penjualan keterlibatan Huawei untuk memasok pengembangan jaringan 5G di negaranya.

Pada 2020 Tiongkok membalas dengan mengenakan tarif terhadap minuman anggur dari Australia dan membatasi atau melarang sama sekali impor lobster, kayu, dan barley (bahan baku bir).

Tiongkok sangat sadar dengan daya tawarnya sebagai importir utama batubara Australia. Untuk itu mereka berupaya mengurangi ketergantungan terhadap batubara.

Belakangan ini Negeri Panda tersebut membuat kemajuan fantastis dalam penggunaan energi hijau. Mereka jor-joran membangun pembangkit listrik tenaga air, bahkan menjadi kampiun dunia untuk kendaraan listrik.

Di sisi lain, industri batubara Benua Kangguru memunculkan banyak komunitas masyarakat lokal. Keberadaan mereka terancam kalau eksporasi batubara dihentikan dan diganti energi ramah lingkungan. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X