Sekolah di Dhakka Tetap Dibuka Saat Ancaman Gelombang Panas

Photo Author
- Rabu, 1 Mei 2024 | 10:10 WIB
Ilustrasi gelombang panas.   ((Unsplash/Xurzon))
Ilustrasi gelombang panas. ((Unsplash/Xurzon))


Krjogja.com - Dhaka - Suhu maksimum rata-rata di ibu kota Dhaka, Bangladesh selama seminggu terakhir adalah 45 derajat Celcius.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata 30 tahun untuk periode yang sama, dikutip dari france24, Minggu (28/4/2024).

Penelitian ilmiah yang ekstensif menemukan bahwa perubahan iklim menyebabkan gelombang panas menjadi lebih lama, lebih sering, dan lebih intens.

Di tengah meningkatnya suhu panas ekstrem, aktivitas belajar mengajar di Bangladesh malah dibuka kembali.

Hal ini membuat pihak keluarga siswa cemas menemani anak-anak mereka ke gerbang sekolah untuk memulai kelas di Bangladesh.

"Saya pergi ke sekolah bersama putri saya yang berusia 13 tahun. Dia senang sekolahnya dibuka. Tapi saya takut," kata Lucky Begum yang putrinya terdaftar di sekolah negeri di Dhaka.

“Panasnya terlalu menyengat,” katanya kepada AFP.

“Dia sudah mengalami ruam panas karena berkeringat. Saya harap dia tidak sakit.”

Sekitar 32 juta siswa terpaksa tinggal di rumah akibat penutupan sekolah, kata Save the Children dalam sebuah pernyataan minggu ini.

Sebuah arahan dari otoritas pendidikan yang mengumumkan dimulainya kembali kelas-kelas, mengatakan bahwa taman kanak-kanak akan tetap ditutup, sementara jam sekolah dasar akan dipersingkat.

Biro cuaca Bangladesh mengatakan bahwa gelombang panas akan berlanjut setidaknya selama tiga hari ke depan.

Perwakilan dari badan cuaca Kazi Jebunnesa mengatakan, hujan kemungkinan akan membawa sedikit kelegaan, diprediksi akan terjadi kamis (2/5).

Ahli meteorologi biro cuaca lainnya, Muhammad Abul Kalam Mallik, mengatakan kepada AFP bahwa Bangladesh belum pernah mengalami gelombang panas sebesar ini sejak pencatatan dimulai pada tahun 1948.

“Ini merupakan rekor dalam hal durasi dan cakupan wilayah di negara ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa suhu yang sangat panas mempengaruhi sekitar tiga perempat wilayah negara tersebut.

Mallik mengatakan, perubahan iklim dan penyebab ulah manusia termasuk urbanisasi yang cepat, pembukaan hutan, menyusutnya badan air dan peningkatan penggunaan AC adalah penyebabnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X