288 Benda Bersejarah Dikembalikan Belanda ke Indonesia

Photo Author
- Senin, 23 September 2024 | 17:10 WIB
Pendidikan pada zaman kolonial Belanda.  (Universitas Leiden)
Pendidikan pada zaman kolonial Belanda. (Universitas Leiden)

KRjogja.com - AMSTERDAM - Menanggapi permintaan Indonesia, Belanda mengembalikan 288 benda dari Dutch State Collection atau Badan Koleksi Negara Belanda ke Indonesia.

Benda-benda ini dibawa ke Belanda selama masa kolonial dan memiliki kepentingan budaya bagi Indonesia.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Eppo Bruins telah membuat keputusan untuk mengembalikan benda-benda budaya tersebut, demikian disampaikan dalam rilis dari Kedubes Belanda di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam melakukannya, ia mengikuti saran dari Komite Koleksi Kolonial yang diketuai oleh Lilian Gonçalves-Ho Kang You.

Baca Juga: Dapat Nomor Urut 1, Dimaknai Jadi Nomor Keberuntungan Kusuka

Benda-benda budaya tersebut saat ini berada dalam koleksi Wereldmuseum. Para ahli dan organisasi di bidang museum dan koleksi di Belanda dan Indonesia bekerja sama secara intensif untuk memungkinkan pengembalian ini.

Menteri Bruins menyatakan: "Ini adalah kedua kalinya kami mengembalikan benda-benda yang seharusnya tidak pernah ada di Belanda, berdasarkan rekomendasi dari Komite Koleksi Kolonial. Pengembalian benda-benda ini penting terkait dengan ganti rugi materiil."

Ini adalah rangkaian rekomendasi kedua yang dikeluarkan oleh Komite Koleksi Kolonial.

Komite Koleksi Kolonial juga mengembalikan benda-benda ke Indonesia dan Sri Lanka pada musim panas tahun 2023.

Baca Juga: Soal Aspirasi Ojol di Jogja, Sultan Sampaikan Hal Ini

Dengan pengembalian ini, kementerian melanjutkan tugasnya. benda-benda berikut akan dikembalikan terdiri dari:

Empat patung Hindu-Buddha, yaitu patung Bhairava, Nandi, Ganesha, dan Brahma, dibawa ke Belanda dari Jawa pada paruh pertama abad ke-19.

Lalu ada 284 benda dari Koleksi Puputan Badung. Benda-benda ini termasuk senjata, koin, perhiasan, dan tekstil yang dibawa ke Belanda setelah perang melawan kerajaan Badung dan Tabanan di Bali selatan pada tahun 1906 dan akhirnya ditambahkan ke koleksi Wereldmuseum.

Baca Juga: Pendampingan Implementasi ECTS Pada Kader Posyandu Kelurahan Bener Yogyakarta

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X