Krjogja.com - Washington, DC - Pada Jumat (31/1/2025), Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa ia akan memberlakukan tarif impor 25 persen pada barang-barang dari Kanada dan Meksiko serta 10 persen pada barang-barang dari China.
Tarif yang akan mulai berlaku pada Sabtu (1/2), dapat menyebabkan kenaikan harga dengan cepat bagi konsumen Amerika Serikat (AS), meskipun Trump berjanji akan berusaha meredam dampaknya terhadap impor minyak.
Trump sebelumnya mengancam memberlakukan tarif ini guna mendorong negara-negara tersebut bekerja sama dalam menghentikan imigrasi ilegal dan penyelundupan bahan kimia fentanyl. Namun, dia juga berjanji akan menggunakan tarif untuk meningkatkan manufaktur domestik dan pendapatan pemerintah federal.
Baca Juga: Anggaran Ketahanan Pangan 2025 Mencapai Rp 145,6 Triliun
"Mulai besok, tarif akan diterapkan," kata juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt kepada wartawan pada Jumat seperti dikutip AP, Sabtu. "Ini adalah janji yang dibuat dan janji yang ditepati oleh presiden."
Tarif membawa risiko politik dan ekonomi bagi Trump, yang baru dua minggu menjabat di masa jabatan keduanya. Banyak pemilih mendukung sang Republikan dengan janji dia dapat meredakan inflasi, namun tarif dapat memicu kenaikan harga dan berpotensi mengganggu sektor energi, otomotif, kayu olahan, dan pertanian.
Kebijakan tarif Trump dikritik karena menandai perang dagang dengan negara tetangga AS, Kanada dan Meksiko.
Baca Juga: Dua Tewas Keiinjak Kabel Listrik Perangkap Tikus, Satu Luka Bakar Akibat Tabung Gas Meledak
"Kita seharusnya fokus melawan negara pesaing yang mengatur permainan, seperti China, bukan menyerang sekutu kita," kata politikus Demokrat yang memimpin mayoritas Senat AS Chuck Schumer.
"Jika tarif ini diterapkan sepenuhnya, itu akan menaikkan harga untuk segala hal mulai dari bahan makanan, mobil, hingga bensin, yang akan membuat lebih sulit bagi keluarga kelas menengah untuk bertahan hidup."
Trump sebelumnya mengatakan dia mempertimbangkan memberikan pengecualian untuk impor minyak dari Kanada dan Meksiko. Pada Jumat, dia menyebutkan sedang mempertimbangkan menurunkan tarif untuk minyak, namun belum jelas apakah tarif yang lebih rendah itu akan diberlakukan saat dia menandatangani perintah eksekutifnya pada Sabtu.
Baca Juga: Dua Tewas Keiinjak Kabel Listrik Perangkap Tikus, Satu Luka Bakar Akibat Tabung Gas Meledak
"Saya mungkin akan mengurangi tarif sedikit untuk itu," ungkap Trump soal minyak. "Kami pikir kami akan menurunkannya menjadi 10 persen."
Menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), negara itu mengimpor hampir 4,6 juta barel minyak per hari dari Kanada pada bulan Oktober dan 563.000 barel dari Meksiko. Produksi harian AS pada bulan itu rata-rata hampir 13,5 juta barel per hari.
Trump sebelumnya menyatakan bahwa tarif 10 persen untuk impor dari China akan dikenakan di atas tarif impor lainnya yang sudah ada pada produk dari Tiongkok.