Krjogja.com - OSLO – Penutupan program Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) Musim Semi Tahun 2025 di Oslo menandai bukan akhir dari pembelajaran BIPA.
Namun demikian, keberlanjutan perjalanan bahasa Indonesia menuju panggung global harus didukung penuh oleh pemerintah, para pengajar, dan mitra internasional. Bahasa adalah jembatan diplomasi dan persahabatan antarbangsa.
Baca Juga: Rahmatsho Dikenalkan PSIM, Perkuat Lini Tengah di Liga 1
Internasionalisasi bahasa Indonesia merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang sejalan dengan amanah Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Pasal 44 undang-undang tersebut menegaskan bahwa pemerintah berkewajiban meningkatkan fungsi bahasa Indonesia secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Demikian disampaikan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Hafidz Muksin.
Hafidz juga menambahkan bahwa kedudukan bahasa Indonesia saat ini semakin kuat secara global.
Baca Juga: Program Pemutihan Pajak, Samsat Sragen Meraup Rp 38 Miliar
“Penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam Sidang Umum UNESCO adalah momentum strategis dan merupakan pengakuan internasional atas peran bahasa Indonesia di dunia. Ini menjadi modal penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan budaya,” tambahnya ketika menutup Program Pembelajaran Kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Musim Semi 2025 di Oslo secara daring, Sabtu (28/6).
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan bahwa saat ini pengajaran BIPA telah tersebar di 57 negara, dengan ratusan lembaga mitra dan ribuan pemelajar aktif setiap tahunnya.
Badan Bahasa terus berupaya memberikan fasilitasi dan layanan terbaik, termasuk melalui pengiriman pengajar BIPA secara langsung maupun daring untuk memastikan pemelajar BIPA di luar negeri mendapatkan kemudahan akses dan pengalaman belajar yang optimal.
“Capaian ini menjadi motivasi dan semangat bagi kami untuk terus melangkah mewujudkan cita-cita luhur menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Kami siap berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” tutur Hafidz.
Pertemuan ini turut sihadiri oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Norwegia, Teuku Faizasyah; Kepala Pusat Pemberdayaan Bahasa dan Sastra, Iwa Lukmana; Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Oslo, Shohib Masykur; serta para pengajar BIPA dan pemelajar BIPA.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang memberikan dukungan nyata terhadap pelaksanaan program BIPA di Oslo.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Duta Besar Teuku Faizasyah, Koordinator Fungsi Pensosbud Shohib Masykur, serta para pengajar BIPA yang telah memberikan dedikasi dan kontribusi luar biasa dalam penyelenggaraan pembelajaran bahasa Indonesia di Norwegia,” ujar Hafidz.