akarta - Hubungan antara Israel dan beberapa negara Barat—khususnya Prancis, Jerman, dan Australia—kini tegang akibat isu Palestina. Ketegangan memuncak karena ketiganya mengambil langkah diplomatik atau kebijakan yang dipandang menentang tindakan Israel.
Ketegangan Israel dengan Prancis bermula ketika Presiden Emmanuel Macron mengungkapkan rencana pengakuan Negara Palestina pada September.
Dengan Jerman, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan kekecewaannya atas keputusan negara itu menangguhkan ekspor senjata yang berpotensi digunakan dalam perang yang dilancarkan Israel di Gaza.
Baca Juga: Bedah Buku Babad Wirasaba, Upaya Menggali Ulang Akar Sejarah dan Identitas Purbalingga
Keretakan hubungan Israel dan Australia bermula ketika pemerintah PM Anthony Albanese mengumumkan siap mengakui Negara Palestina secara bersyarat pada September. Perselisihan kemudian kian meruncing setelah Canberra membatalkan visa anggota Knesset (parlemen Israel) Simcha Rothman.
Berikut ulasan pertikaian Israel dengan ketiga sekutunya berlatar isu Palestina.
Ketegangan Israel dengan Prancis bermula ketika Presiden Emmanuel Macron mengungkapkan rencana pengakuan Negara Palestina pada September.
Baca Juga: Karanganyar Runner Up Peparpeda Jawa Tengah 2025
Dengan Jerman, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan kekecewaannya atas keputusan negara itu menangguhkan ekspor senjata yang berpotensi digunakan dalam perang yang dilancarkan Israel di Gaza.
Keretakan hubungan Israel dan Australia bermula ketika pemerintah PM Anthony Albanese mengumumkan siap mengakui Negara Palestina secara bersyarat pada September. Perselisihan kemudian kian meruncing setelah Canberra membatalkan visa anggota Knesset (parlemen Israel) Simcha Rothman.
Berikut ulasan pertikaian Israel dengan ketiga sekutunya berlatar isu Palestina.
Baca Juga: Wamenaker Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK, Reshuffle Kabinet Segera Dilakukan
Macron mengecam Netanyahu atas pernyataannya yang mengklaim bahwa antisemitisme telah melonjak di Prancis menyusul keputusan Prancis untuk mengakui Negara Palestina.
Dalam pernyataan yang dirilis Selasa (19/8) malam, menolak klaim Netanyahu.
"Analisis yang menyebutkan bahwa keputusan Prancis untuk mengakui Negara Palestina pada September berada di balik meningkatnya kekerasan antisemitisme di Prancis adalah keliru, menjijikkan, dan tidak akan dibiarkan begitu saja," bunyi pernyataan kantor presiden Prancis, yang dirilis Selasa (19/8) malam, seperti dilansir The Guardian.