Jakarta Kasus COVID-19 masih naik di banyak wilayah Amerika Serikat. Negara ini belum sepenuhnya pulih dari gelombang COVID di akhir musim panas yang dipicu oleh varian Stratus atau XFG.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan per 20 September, tingkat aktivitas virus COVID-19 dalam air limbah berada pada tingkat "sedang" secara nasional. Namun, 19 negara bagian sudah melaporkan level tinggi hingga sangat tinggi, dengan Nevada, Utah, Connecticut, dan Delaware termasuk yang paling terdampak.
Lonjakan COVID saat ini didorong Stratus seperti mengutip Today, Kamis, 2 September 2025.Yang membuat Stratus menjadi perhatian adalah kemampuannya menghindari antibodi dari infeksi atau vaksinasi sebelumnya.
Baca Juga: Niat Bangun Rumah, Fauzi Lapor Polisi Uang Dibawa Kabur Tukang Bangunan
“Stratus memiliki mutasi unik yang meningkatkan kemampuannya menghindari sistem kekebalan,” jelas laporan Stony Brook Medicine mengutip New York Post.
Meski begitu, sebagian besar kasus Stratus tetap ringan, terutama pada mereka yang sudah divaksin.
Lonjakan ini datang bersamaan dengan musim penyakit pernapasan di AS, di mana kasus flu, batuk pilek, dan RSV biasanya meningkat. Kondisi ini mendorong para ahli untuk mengingatkan masyarakat agar menjaga kesehatan, memperbarui vaksin, dan memperkuat ventilasi dalam ruangan.
Baca Juga: Songsong Lustrum, SMA N 1 Bambanglipuro Gelar Turnamen Voli
Stratus pertama kali terdeteksi pada Januari di Asia sebelum menyebar ke AS pada musim semi lalu. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), strain tersebut telah terdeteksi di 38 negara hingga Juni 2025.
“WHO menyebut Stratus sebagai varian dalam pemantauan (variant under monitoring),” tulis laporan resmi.
Karakteristik Varian Stratus
Stratus merupakan hasil hibrida dari dua subvarian Omicron. Ia dikenal memicu gejala seperti serak dan sakit tenggorokan yang sering disalahartikan sebagai alergi.
Baca Juga: Pagelaran Seni Rupa Siti Adiyati: Dari Lorong Rasa hingga Proses Penciptaan Semesta
“Kebanyakan kasus Stratus ringan, terutama pada mereka yang sudah divaksin,” tulis laporan Stony Brook Medicine.
Namun, para ahli tetap mengingatkan bahwa strain ini lebih unggul dibanding Nimbus dalam menghindari antibodi. Hal ini membuat Stratus bisa melampaui Nimbus, padahal sebelumnya Nimbus dikenal sangat kuat menempel pada sel manusia.