Krjogja.com - Penguatan kerjasama kelautan menjadi salah satu agenda ASEAN -Australia Special Summit 2024. Pemerintah Australia menggelar pertemuan tersebut pada sore 6 Maret 2024 ini. Bayang-bayang Tiongkok juga jadi alasan penguatan itu.
Pertemuan itu menjadi pemuncak perhelatan yang berlangsung sejak Senin 4 Maret lalu. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah hadir di lokasi acara di Kota Melbourne sejak Senin.
Mengutip laman daring Sekretariat Kabinet, Jokowi menyatakan pertemuan itu mendiskusikan kemitraan penting dan menyeluruh antara ASEAN dan Australia. Tujuan akhirnya mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan menguntungkan secara ekonomi.
Baca Juga: Pemkab Bantul Review Program P2BMP
Didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Jokowi menghadiri pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese, PM Kamboja Hun Manet, dan PM Selandia Baru Christopher Luxon.
Acara itu mencakup even bisnis, energi bersih, kerjasama maritim dan lingkungan. Even yang terlaksana antara lain Temu Bisnis CEO (CEO Business Forum), Konferensi UKM (SME Conference), dan Pembicaraan Pemimpin Negara Berkembang (Emerging Leaders Dialogue).
Hal lain yang dibicarakan dalam perhelatan itu adalah isu transisi energi, lingkungan, dan transformasi digital. Pemerintah Australia melalui Aus4ASEAN Initiative menyediakan dukungan dana untuk transformasi energi di negara-negara ASEAN.
Baca Juga: Tips Mengajar Anak Berpuasa Sejak Dini di Bulan Ramadan
Mengutip laman digital panitia pertemuan, insiatif itu bertujuan menggerakkan pertumbuhan dan pembangunan berkesinambungan, mempertahankan daya saing ekonomi, dan memberikan keuntungan dan manfaat yang ramah lingkungan.
Australia menyediakan dukungan kemitraan infrastruktur (Partnership for Infrastructure, P4I) berupa keahlian. Kemitraan itu telah berjalan baik di Thailand, Indonesia, dan Vietnam. Di Thailand, kemitraan berbentuk kerjasama pembangkitan dan penyimpanan bahan bakar hidrogen.
Di Vietnam dan Indonesia, P4I mendorong pembangkit energi berbasis energi terbarukan. Selama ini batubara menjadi bahan bakar utama pembangkit listrik termasuk di Indonesia.
Baca Juga: BRI Gelar Mudik Asyik bersama BUMN 2024
Perubahan iklim akibat pemakaian energi fosil mengancam negara-negara tropis. Berada di garis khatulistiwa, negara-negara ASEAN termasuk Indonesia rentan bencana akibat perubahan iklim.
Australia produsen batubara dunia dan menjadi eksportir terbesar dunia untuk batubara. Nilai ekspor pada 2022 $112,8 juta, setara Rp1.692 miliar dengan kurs Rp15.000. Tiongkok adalah pembeli terbesar batubara Australia.