KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Ketergantungan masyarakat Jawa Tengah pada konsumsi beras terhitung tinggi. Jika tak dibiasakan menyantap makanan pokok lain, dikhawatirkan situasi bergejolak saat terjadi paceklik.
Hal itu disampaikan Koordinator Seksi Konsumsi Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Eko Riyanto kepada awak media usai menghadiri lonba cipta menu 2022 beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA) di rumah dinas bupati Karanganyar, Jumat (24/6/2022).
Ia menyebut perubahan iklim secara ekstrem bisa memicu penurunan produksi tanaman pangan. Termasuk beras. Celakanya, beras merupakan makanan pokok masyarakat Jawa Tengah. Angkanya 88,6 kilogram perkapita pertahun. Angka ini termasuk cukup tinggi.
"Saat terjadi bencana alam atau perubahan iklim dan serangan hama yang menyebabkan paceklik beras. Maka akan kesulitan mencari komoditas itu. Akhirnya kolaps. Padahal kebutuhan makanan pokoknya beras. Nah, sebisa mungkin mengonsumsi variasi makanan pokok atau membiasakan mengganti beras dengan lainnya," katanya.
Selain itu, ketergantungan konsumsi menyulitkan pemerintah menyudahi impornya. Ia menyebut konsumsi non beras terus digalakkan supaya mengurangi problem ketergantungan komoditas tersebut.
Dalam program B2SA, Pemprov mendorong keluarga menyediakan menu kreatif yang disukai. Bahkan kalangan pengusaha kuliner dapat menggunakan bahan non beras penunjang menu yang disukai kaum milenial.