Misalnya tepung singkong atau mocaf yang dikembangkan di Karanganyar dan Wonogiri. Tepung ini diolah menjadi berbagai makanan seperti mi dan kue. Kemudian tepung terigu dari bahan jagung. Baru-baru ini, Pemprov Jateng mendampingi pembuatan beras analog jagung.
"Sudah ada yang jual beras analog jagung. Bahan murni dari jagung tapi dibentuk mirip bulir padi. Bikin kenyang lebih lama. Enggak seperti nasi beras yang cepat diserap tubuh. Konsumsi beras analog juga lebih sehat," katanya.
Hanya saja lantaran produk makanan non beras belum banyak diminati, harganya relatif lebih mahal dibanding beras.
Sementara itu tersaji berbagai menu kreatif non beras dalam lomba B2SA Karanganyar yang diikuti 17 kelompok peserta. Juara I diraih Desa Jatiharjo Kecamatan Jatipuro.
Kelompok nomor urut 7 ini menyajikan kudapan siang dan menu santap siang bagi keluarga muda. Tersedia makanan untuk dewasa, ibu hamil dan balita dari bahan tepung mocaf dan ikan. Selain menunya kreatif, kelompok ini memenangkannya karena belanja paling hemat.
"Bahan-bahan maksimal hanya Rp70 ribu. Resep bernutrisi harus terpenuhi. Kami membuat kudapan siang moci gulung. Minumnya jus jambu merah. Ada nasi onigiri dari singkong. Tempura mocaf. Untuk balita ada sup sawi berkuah," kata Ketua Kelompok Parti Agus Waluyo. (Lim)