Sumber air Bebeng mencerminkan kerukunan antara warga Sleman dan Klaten. Kendati sumber air berada di wilayah Cangkringan, Sleman, sebagian besar justru untuk pemenuhan kebutuhan warga Klaten. Sumber air Bebeng dimanfaatkan empat desa, yakni Desa Glagahrjo, Cangkringan, Sleman, dan tiga lainya desa di Klaten.
Saat erupsi Merapi 2010, sumber air ini tekubur lahar. Berkat kerja keras para relawan di perbatasan Klaten, Sleman dan sekitarnya, bersama LSM Dian Desa, berhasil menemukan kembali sumber mata air tersebut. Sumber air kini dikelola paguyuban Guyub Bebeng yang diketuai oleh Lurah Glagaharjo, Suroto.
“Air melimpah di bak Klangon, tetapi tidak bisa mengalir maksimal. Balerante sejak tahun 2020 tidak pernah kekurangan air lagi, sudah ga beli.  Air dari Bebeng yang ke Balerante dikelola oleh kelompok pengelola sanitasi dan air minum Desa Balerante. Semua rumah sudah dipasang instalasi dan meteran air. Per meter kubik cukup membayar Rp 2 ribu. Dulu beli air bersih swasta per tangki minimal Rp 125 ribu,†jelas Jainu. (Sit)