PURWOREJO, KRJOGJA.com - Kabupaten Purworejo dikenal sebagai salah satu penghasil durian lokal berkualitas unggul. Durian asli Purworejo memiliki banyak penggemar, tidak hanya warga setempat, namun juga penduduk luar daerah.
Durian lokal Purworejo digemari karena memiliki rasa yang khas, yakni manis dan dominan pahit. Setiap kali musim durian, ribuan butir buah berduri itu diperjualbelikan setiap hari.
Musim durian tiba setiah akhir tahun hingga berakhir sekitar bulan Maret tahun berikutnya. "Untuk produksi tidak tentu, kadang panen raya, kadang juga tidak. Tergantung musimnya dan untuk kali ini tidak ada panen raya durian," ungkap pedagang durian di Pasar Baledono, Robi, kepada KRJOGJA.com, Jumat (19/2/2021).
Meski demikian, transaksi jual beli durian di Pasar Baledono tetap saja gayeng. Terbatasnya jumlah produk tidak membuat konsumen kehabisan durian. "Cukup, tidak sampai kekurangan barang," ujarnya.
Ribuan butir durian menjadi stok sekitar 15 pedagang musiman di pasar terbesar di Purworejo yang terletak di Jalan Ahmad Yani itu. "Pasar Baledono sejak dulu memang menjadi salah satu sentra jual beli durian lokal. Lokasinya strategis, pengemudi dari luar kota yang melintasi Purworejo, biasanya lewat Pasar Baledono," terangnya.
Pedagang membuka lapak durian di halaman parkir pasar, sejak pagi hingga larut malam. Konsumen dapat membeli durian untuk dibawa pulang, atau memakannya langsung di lapak penjual. Pedagang menyiapkan air bersih untuk cuci tangan konsumen yang memakan langsung durian di tempat.
Robi mengatakan, pedagang durian di Pasar Baledono memberi garansi kepada setiap butir buah yang dibeli konsumen. "Jika durian masih mentah atau rasanya hambar, akan kami ganti," ucapnya.
Pedagang lain, Syamsul menambahkan, durian mulai langka memasuki penghujung bulan Februari. Petani durian Purworejo mulai memasuki masa akhir musim panen.
Akibatnya, mulai terjadi penurunan pasokan dari petani. Kini, dalam sehari kurang lebih 700 durian diperjualbelikan di Pasar Baledono. "Harga juga ada kenaikan dari petani, saat puncak produksi sebutir ada yang Rp 20 ribu, sekarang rata-rata Rp 35 ribu ke atas," ujarnya.
Meski demikian, kenaikan harga tidak membuat konsumen membatalkan transaksi. Mereka tetap membeli durian lokal karena tertarik dengan cita rasa durian asli Purworejo. "Fenomena kenaikan harga biasa terjadi pada akhir musim panen, tapi tidak mempengaruhi minat konsumen untuk membeli," katanya.
Syaiful menjelaskan, ada dua tipe konsumen yang membeli durian di lapak pedagang Baledono. Konsumen lokal Purworejo kebanyakan membeli pada siang hari, sedangkan warga luar kota meramaikan lapak pada malam hari.