PURWOREJO, KRJOGJA.com - Seniman di Kabupaten Purworejo mulai menjual peralatan pentas yang mereka miliki. Mereka terpaksa karena tidak memiliki pemasukan akibat tidak adanya pentas seni selama masa pandemi Covid-19.
Dalang warga Wirun Kutoarjo, Muji Waluyo mengatakan, sejumlah rekan seniman menjual alat untuk mencukupi kebutuhan keluarga. "Bagaimana lagi, sudah tidak ada pentas, bantuan juga tidak turun, maka untuk mencukupi kebutuhan terpaksa jual alat. Sebagian seniman juga alih profesi menjadi pedagang," ungkapnya kepada KRJOGJA.com, Selasa (23/6/2020).
Sebagian seniman itu menitip jual kepada Muji Waluyo. Muji menawarkannya kepada beberapa rekan seniman di kota lain. Benda yang sudah laku terjual antara lain gong perunggu milik dalang Bagong Hadi Widodo, senilai Rp 5,5 juta.
Sedangkan seniman yang beralih menjadi pedagang antara lain dalang Gunawan Kecamatan Purwodadi, menjadi penjual angkringan di Jalan Purworejo - Yogyakarta Desa Keduren.
"Suatu ketika saya ke sana dan bertanya, hasilnya lumayan, semalam jualan bisa dapat pendapatan kotor Rp 200 ribu. Untuk alih profesi lainnya, 30 pengrawit dan sinden saya rata-rata sekarang juga berdagang," ucapnya.
Menurutnya, keprihatinan itu juga tidak lepas dari peran pemerintah yang dinilai tidak sigap membantu para seniman.
"Bantuan tidak ada yang turun, informasi dari seniman, nama mereka dicoret dari daftar penerima bantuan warga terdampak Covid-19," terangnya.
Muji menjelaskan, beberapa bulan lalu pemkab meminta data seniman terdampak, lalu dikirim kurang lebih 1.800 nama. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Purworejo melakukan verifikasi dan 1.400 seniman dinilai lolos untuk bisa mendapat bantuan. Data, lanjutnya, diserahkan ke dinsos, dan diteruskan ke desa untuk verifikasi.
"Tapi kenyataannya ada banyak yang tidak menerima bantuan. Mungkin karena melihat seniman rumahnya bagus-bagus, dan kelihatan tidak begitu terdampak, padahal praktis tidak ada penghasilan, bahkan sekarang setelah tanggap darurat dicabut, kami tetap belum bisa pentas," terangnya.
Sementara itu, pranata acara Subakir menambahkan, pandemi berdampak besar bagi para seniman. Subakir dan istrinya yang menjadi penyanyi tidak mendapat order pentas atau MC selama pandemi. Ia sampai harus menjual sepeda motor untuk makan setiap hari.
"Untuk berhemat, kami coba makan sehari dua kali," katanya.