Dua Pasar Tradisional di Sukoharjo Ditutup Selama Pandemi Corona

Photo Author
- Senin, 20 April 2020 | 11:20 WIB

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Dua pasar tradisional yakni Pasar Gawok di Kecamatan Gatak dan Pasar Bekonang di Kecamatan Mojolaban kembali ditutup sementara. Sedangkan satu pasar tradisional lainnya yakni Pasar Tawangsari di Kecamatan Tawangsari masih dimonitor petugas dan terancam ditutup sementara kembali. Penutupan dilakukan karena masih banyak ditemukan pelanggaran penerapan aturan selama pandemi virus corona.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo Sutarmo, Senin (20/4/2020) mengatakan, Pemkab Sukoharjo sebenarnya sudah menerapkan kebijakan penutupan tiga pasar tradisional tersebut pada akhir Maret lalu. Penutupan dilakukan saat itu setelah ada penetapan status kejadian luar biasa (KLB) karena sudah ada satu warga asal Kecamatan Grogol meninggal dunia akibat positif virus corona.

Tiga pasar tradisional tersebut ditutup karena ada perdagangan hewan dalam jumlah besar. Pasar hewan jadi sasaran karena dikhawatirkan jadi media penyebaran virus corona. Namun kemudian dalam praktek dilapangan kemudian dilakukan penutupan total tiga pasar tradisional termasuk non hewan.

Penutupan dilakukan karena adanya kerumunan massa baik pedagang dan pembeli dalam jumlah besar. Selain itu adanya pelanggaran tidak menggunakan masker, tidak menjaga jarak dan tidak mencuci tanggan menggunakan sabun.

Dalam pelaksanaan penutupan kemudian dievaluasi oleh Pemkab Sukoharjo dengan memberi kesempatan dibuka kembali ketiga pasar tradisional. Pembukaan tersebut lebih menekankan agar ekonomi pedagang dan masyarakat tidak semakin terpuruk.

"Saat pasar ditutup banyak keluhan ekonomi sulit. Tapi setelah dibuka justru pelanggaran semakin meningkat. Hal penting seperti menggunakan masker sering diabaikan. Dua pasar kembali ditutup dan satu masih dimonitor," ujarnya.

Di Pasar Gawok, Gatak dan Pasar Bekonang, Mojolaban banyak ditemukan pelanggaran dimana pedagang dan pembeli tidak memakai masker dan menjaga jarak. Petugas sudah berulangkali memberikan sosialisasi namun sering diabaikan. Kondisi di Pasar Tawangsari juga hampir sama. Namun dari pihak pemerintah desa dan lingkungan setempat ikut membantu melakukan pengawasan.

Keterlibatan tersebut sekaligus menjadi jaminan bagi dinas terkait pengawasan aktivitas pasar. Baik pedagang dan pembeli sebelumnya juga sudah diminta agar menaati aturan agar pasar tidak lagi ditutup oleh Pemkab Sukoharjo.

"Kondisinya memang serba dilema. Disatu sisi kami berubaha membantu pemerintah mencegah penyebaran virus corona. Disisi lain pedagang tidak taat aturan dan berdampak pada sulitnya ekonomi setelah pasar ditutup," lanjutnya.

Evaluasi terus dilakukan Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo terhadap kebijakan penutupan pasar. Sebab penutupan sifatnya hanya sementara sebagai usaha mencegah penyebaran virus corona.

Secara keseluruhan di Sukoharjo kondisi pasar tradisional masih buka seperti biasa. Namun seperti dijelaskan Sutarmo ada perbedaan dimana jumlah pedagang dan pembeli menurun drastis akibat penyebaran virus corona. Banyak kios dan los tutup ditinggal pedagang. Selain itu tingkat kunjungan masyarakat ke pasar juga berkurang.

Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo terus memantau kondisi pasar tradisional saat pandemi virus corona. Sebab pedagang sangat merasakan langsung dampak virus mematikan tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB
X