PURWOKERTO, KRJOGJA.com - Dalam genggaman jari-jari lentik, canting itu meliuk-liuk di permukaan kain putih, menorehkan malam membentuk pola. Sekelompok perempuan muda merubung sebuah wajan kecil dan bergantian mengisi canting malam dari wajan tersebut. Nyaris tak ada suara apapun. Semua fokus pada selembar kain berwarda dasar putih yang sebagian sudah terdapat pola-pola batik.
“Mereka itu siswi SMA. Sedang belajar membatik,†tutur Dr Toto Sugito, anggota Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, akhir Februari lalu.
Bersama rekannya Dr Shinta Prastyanti, MA dan melibatkan 4 mahasiswa S1 Ilmu komunikasi dan 2 Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed, Totok tengah melakukan riset dan pelatihan membatik bagi para pelajar. Tidak kurang dari lima kelompok pelajar perwakilan empat sekolah di Kecamatan Purwareja Klampok, Kecamatan Susukan Banjarnegara dan sejumlah mahasiswa Unsoed dilibatkan dalam kegiatan yang berlangsung sejak awal Februari hingga akhir Februari 2022.
Program riset keilmuan ini didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tahun 2022. Diawali studi pendahuluan, sosialisasi dan survei penyebaran angket pada Januari 2022 tentang Batik khas Banjarnegara terhadap 100 pelajar di empat sekolah di Banjarnegara. Yakni SMA PGRI Purwareja Klampok, SMA Negeri 1 Purwareja Klampok, SMK HKTI 2 Purwareja Klampok, dan SMK Negeri 1 Susukan dari jurusan Kriya Kreatif Batik dan Tekstil (KKBT).
Sosialiasai dan survai dilanjutkan dengan pelatihan membatik Tahap 1 yang dipusatkan di tempat perajin dan pengusaha Batik Wardah Desa Panerusan Wetan, Kecamatan Susukan, Banjarnegara. Pelatihan dilaksanakan lima kali, yakni pada setiap hari Sabtu dan Minggu selama bulan Februari 2022.