jurnalisme-warga

Hiii....Tas Penumpang Dibuka, Tukang Becak Ini Langsung Semaput

Jumat, 23 Desember 2016 | 20:18 WIB

SETIAP sore Jumingin (bukan nama sebenarnya) selalu thethek, atau menunggu penumpang di Jalan Bantul. Sudah puluhan tahun lelaki asal Karangmojo itu menekuni pekerjaan sebagai pengemudi becak. Becaknya masih  dionthel, di  bawah  sadelnya belum ditempeli mesin motor seperti kebanyakan becak  zaman  sekarang  di  Yogya. Itu karena mesin motor-motor tua eman-eman kalau dianggurkan. atau tidak dimanfaatkan. Mesin-mesin motor itu kebanyakan berasal dari motor buatan di  bawah  tahun  70-an.Tapi tentu saja yang masih waras untuk digunakan.

Selagi enak-enak ngelamun karena seharian baru ada uang sepuluh ribuan di kantungnya, tiba-tiba, ”antar aku ke mBadran, Kang,” kata se- orang  perempuan  paro  baya  yang  entah  dari mana asalnya menghampirinya.

”Empatpuluh ribu, Bu. Kersa  ta?” ujar Jumingin. Sebab mengayuh  becak  dari Jalan Bantul ke mBadran termasuk jauh. Apalagi perjalanan ke arah utara di Yogyakarta umumnya menanjak. Terlebih ketika mendekati rel kereta api yang melintang dari barat ke timur .

Tanpa   berpikir   panjang perempuan itu menghiyakan dan langsung naik ke jok becak. Clingkrik! ”Alon-alon nggak apa-apa, Kang. Saya enggak kesusu kok,” ujar penumpang tersebut terkesan sareh.

Ketika becak sampai di Jalan Ngabean, ”Aduh, Kang. Tasku ketinggalan. Yuk balik lagi ke Jalan Tas Berisi Barang Istimewa Bantul,” kata perempuan tersebut setengah berteriak. ”Isinya penting, je!” tambahnya lagi.

”Welhaa kojur tenan” Dengan sedikit nggerundel Jumingin berbalik arah, kembali ke Jalan Bantul. Akhirnya pun sampai kembali ketempat semula, di mana perempuan itu ngenyang becaknya.

”Lha itu masih ada,” kata perempuan itu sambil melompat turun. Tas yang tergeletak di dekat tiang listrik lalu disambarnya.

”Wah untung ya Bu, tidak diambil orang,” kata Jumingin. Perempuan tersebut menjelaskan. Memang, tasnya itu berisi barang istime- wa. Namun tidak ada satu orang pun yang membutuhkan.  ”Lha  wong  isinya  cuma  ini kok,” kata perempuan itu sambil memperlihatkan isi tasnya, yaitu potongan kepala manusia  yang  dibungkus  kain putih.  Tampak kain pocong di bagian atasnya masih terikat.

Halaman:

Tags

Terkini

Penjaminan Mutu adalah Perintah Tuhan

Selasa, 28 Oktober 2025 | 09:01 WIB

Mengadvokasi Pengentasan Anak Tidak Sekolah di Jakarta

Selasa, 15 Oktober 2024 | 15:41 WIB

Lemah Teles, Dakwah Milenial AMM Gamping

Senin, 18 November 2019 | 07:37 WIB

Koperasi Digital Idaman Kaum Milenial

Senin, 28 Oktober 2019 | 15:53 WIB

Dukung PSIM Yogya, Pemuda RW 10 GondolayuBuat Mural

Jumat, 18 Oktober 2019 | 15:01 WIB

Terima Kasih Pak Dirjen, Betapa Nikmat Berhaji

Senin, 26 Agustus 2019 | 02:12 WIB

Selamat Jalan Kyai Perdamaian

Jumat, 9 Agustus 2019 | 06:56 WIB

Berliterasi di Tengah Wana : Landak

Selasa, 5 Maret 2019 | 07:39 WIB

Fun Walk Mu'alimin-Mu'alimaat Muhammadiyah

Selasa, 4 Desember 2018 | 11:43 WIB

Tetap Stylish Dengan Bahan Daur Ulang

Sabtu, 15 September 2018 | 22:54 WIB

Korban Pinjol Berjatuhan, Waspadai Kredit Online

Sabtu, 4 Agustus 2018 | 22:02 WIB

Sensasi Foto di Halaman Utama KR

Sabtu, 16 Desember 2017 | 16:04 WIB

Kades Trihanggo Resmikan Jalan Baturan Raya

Senin, 27 November 2017 | 13:50 WIB

Cerita Muridku yang Terabaikan

Jumat, 13 Oktober 2017 | 20:37 WIB

Uniknya Fashion Show Dengan Barang Bekas

Kamis, 5 Oktober 2017 | 12:44 WIB