• Sabtu, 23 September 2023

Kepemimpinan Transformatif untuk Mengawal Terwujudnya Indonesia Emas 2045

- Senin, 24 Oktober 2022 | 13:30 WIB
 Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Prof. Dr. (HC) KH. Ma’ruf Amin dalam acara Dialog Kebangsaan II di kampus Universitas Alma Ata Yogyakarta. (Istimewa)
Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Prof. Dr. (HC) KH. Ma’ruf Amin dalam acara Dialog Kebangsaan II di kampus Universitas Alma Ata Yogyakarta. (Istimewa)

Krjogja.com - YOGYA - Dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW, Harlah Universitas Alma Ata, dan Hari Santri, serta Ground Breaking Alma Ata Hospital, Universitas Alma Ata Yogyakarta mengadakan Dialog Kebangsaan II yang bertema “Kepemimpinan Transformatif untuk Mengawal Terwujudnya Indonesia Emas 2045” pada hari Senin (24/10/220) pukul di Auditorium Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari Lantai 9 Menara Al-Musthofa Universitas Alma ata.


Pidato kebangsaan pada acara ini dibawakan langsung oleh Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Prof. Dr. (HC) KH. Ma’ruf Amin. Dalam Dialog Kebangsaan II kali ini mengangkat tema “Kepemimpinan Transformatif”. Tema ini didasarkan pada watak kepemimpinan ala Rasulullah, dan diharapkan mampu dijadikan rujukan oleh para pemimpin maupu calon pemimpin negeri ini.


Pada 100 tahun usia kemerdekaannya, yakni 2045, Indonesia diproyeksikan akan mampu meraih visi Indonesia Emas. Saat itu Indonesia diperkirakan akan memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 9.100 miliar USD dan PDB per Kapita sebesar 30.000 USD.


Namun, menurut K.H. Ma’ruf Amin, visi Indonesia Emas tersebut hanya akan terwujud, salah satunya apabila Indonesia memiliki pemimpin yang transformatif, yakni pemimpin yang terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan.


“Pemimpin transformatif (adalah) yang bisa menggerakkan, mengubah, bukan hanya pemimpin yang baik, tetapi juga melakukan perbaikan, bukan (hanya) pemimpin yang saleh tetapi juga muslih, melakukan perbaikan,” tegas Wapres.


Lebih lanjut, Wapres menjelaskan bahwa pemimpin yang transformatif bukan hanya dapat mempertahankan hal-hal lama yang baik, tetapi juga dapat menciptakan inovasi baru yang lebih baik.


“Bahkan saya tambah paradigmanya, pemimpin yang dapat melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik secara berkelanjutan, secara sustainable,” ungkapnya.


Wapres mencermati, Indonesia saat ini masih memiliki waktu kurang lebih 23 tahun untuk menuju 2045. Untuk itu, ia mengharapkan kesempatan 23 tahun tersebut agar benar-benar dimanfaatkan untuk menyemai dan melahirkan para pemimpin transformatif yang bisa membawa percepatan tercapainya visi Indonesia Emas.


“Contoh paling konkret dari pemimpin transformatif adalah Rasulullaah SAW. Beliau adalah pemimpin yang berhasil mengubah masyarakat Arab dari zaman kegelapan (jahiliah) menjadi masyarakat yang khaira ummah (sebaik-baik umat),” ujarnya.


Dalam hal ini, menurut Wapres, Rasulullah berhasil menginspirasi masyarakat Arab yang awalnya biasa saja menjadi masyarakat luar biasa bahkan mampu menaklukan Imperium Romawi.


“Rasulullah bisa mengubah Madinah yang dulu (merupakan) kampung kecil bernama Yatsrib, tidak dikenal orang, sekarang menjadi kota besar yang mendunia (bahkan menjadi) pusat peradaban dunia,” ungkapnya.


Wapres pun berharap, perguruan-perguruan tinggi termasuk Alma Ata menjadi Kawah Candradimuka atau tempat menggembleng dan mencetak para pemimpin reformatif, inovatif, dan transformatif sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.


“Kita harus bisa mengatakan ‘yakin’ itu bisa,” pintanya.


Terakhir, Wapres memaparkan 3 poin penting yang harus dimiliki pemimpin transformatif. Pertama, semangat cinta tanah air.

Halaman:

Editor: Danar W

Tags

Terkini

1.502 Wisudawan USD Merdeka dan Terbang Tinggi

Senin, 18 September 2023 | 21:10 WIB

Ada 16 Politeknik Berstatus BLU

Kamis, 14 September 2023 | 13:50 WIB

HSU Jepang dan Stikes Notokusumo Jalin Kerja Sama

Kamis, 14 September 2023 | 10:50 WIB

Stimaryo Komitmen Perangi Narkoba

Rabu, 6 September 2023 | 19:52 WIB
X