• Sabtu, 23 September 2023

UAA Gelar Dialog Kebangsaan untuk Menentukan Pemimpin Baru di 2024

- Selasa, 19 Juli 2022 | 03:10 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Dialog kebangsaan bertajuk Memilih Pemimpin yang Bersih dan Tangguh di 2024? Bisa! digelar oleh Universitas Alma Ata Yogyakarta dengan menghadirkan sejumlah tokoh nasional. Acara tersebut dilaksanakan di Auditorium KH Hasyim Asy'ari, Senin (18/07/2022).

Rektor Universitas Alma Ata Yogyakarta, Prof. Dr. H. Hamam Hadi, MS., SC.D., Sp.GK mengatakan pemilihan akbar 2024 sudah semakin dekat. Harapannya dialog kebangsaan menjadi proses edukasi masyarakat untuk menghadapi Pemilu 2024 mendatang. Sehingga masyarakat dapat memilih pemimpin yang bersih dan tangguh.




-

"Dialog kebangsaan ini mudah mudahan menjadi proses edukasi masyarakat,sehingga bisa memilih pemimpin yang bersih dan tangguh, khususnya dalam menghadapi tantangan dan geopolitik di Indonesia," katanya, Senin (18/07/2022).

Dirinya berharap pemimpin yang terpilih 2024 mendatang adalah pemimpin yang membangun peradaban Indonesia lebih baik, juga menyejahterakan masyarakat. Hadir dalam dialog tersebut, Ketua Dewan Pers 2022-2025, Prof.Dr.H. Azyumardi Azra, M.Phil., M.A.,CBE dan Pimpinan Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin sekaligus Budayawan, KH Ahmad Mustofa Bisri.

Ketua Dewan Pers 2022-2025, Prof.Dr.H. Azyumardi Azra, M.Phil., M.A.,CBE mengatakan tensi politik saat ini sudah mulai landai dibanding beberapa bulan lalu saat muncul isu perpanjangan masa jabatan presiden. Menurut dia, media massa memiliki peran penting dalam mengabarkan isu tersebut.

"Media punya peran dalam menciptakan integrasi dan kohesi bangsa. Saat ini banyak media sosial yang nggak jelas, kemudian media yang nggak jelas ujung pangkalnya yang justru mengedarkan berita yang memecah belah. Di sini peran media mainstream untuk memperkuat integrasi dan kohesi bangsa," terangnya.

Sebagai dewan pers, pihaknya berupaya agar media tidak disalahgunakan untuk kepentingan tertentu. Sebagai media yang memanfaatkan ruang publik, media massa harus mengedepankan kepentingan masyarakat. Tidak hanya media mainstream, pihaknya juga berupaya merangkul media sosial agar memiliki kode etik jurnalistik.

"Kami dorong media sosial juga memiliki kode etik, sehingga informasi yang sampai kepada masyarakat tidak salah. Yang bahaya itu ya buzzer-buzzer yang nggak jelas ujung-pangkalnya," ujarnya.

Ia melanjutkan literasi politik juga diperlukan, sehingga masyarakat bisa memilih pemimpin yang baik. Menurut dia, peran universitas menjadi penting dalam upaya literasi politik.

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin sekaligus Budayawan, KH Ahmad Mustofa Bisri mengungkapkan media massa memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik. Sehingga ia berharap media massa bisa menampilkan berita yang sesuai.

"Pers itu pembentuk opini publik. Maling bisa dianggap sebagai orang hebat, orang hebat bisa dianggap sebagai maling. Jadi peran pers ini penting,"ungkapnya.

Ia menyebut peran masyarakat dalam memilih pemimpin juga penting. Sebab pemimpin yang terpilih merupakan cerminan dari masyarakat.

Halaman:

Editor: danar

Tags

Terkini

1.502 Wisudawan USD Merdeka dan Terbang Tinggi

Senin, 18 September 2023 | 21:10 WIB

Ada 16 Politeknik Berstatus BLU

Kamis, 14 September 2023 | 13:50 WIB

HSU Jepang dan Stikes Notokusumo Jalin Kerja Sama

Kamis, 14 September 2023 | 10:50 WIB

Stimaryo Komitmen Perangi Narkoba

Rabu, 6 September 2023 | 19:52 WIB
X