YOGYA, KRJOGJA.com - Setelah dibekukan sejak 25 Januari 2017, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) bakal diaktifkan kembali. Pengaktifan mapala ini diharapkan bersamaan dengan periode kepengurusan rektor baru UII 2018-2022. Â
"Senin (28/5/2018) dijadwalkan Surat Keputusan pengaktifan kembali Mapala UII sudah sampai ke meja saya, tinggal ditandatangani," jelas Rektor UII Nandang Sutrisno SH MH PhD saat memberikan keterangan pers di Kampus UII Cik Ditiro, Minggu (27/5/2018).
Pada forum tersebut Nandang Sutrisno sekaligus pamitan kepada jajaran media. Ia didampingi ketiga wakil rektor (WR) yakni WR IÂ Ir Ilya F Maharika MSc PhD, WR II Dr Nur Feriyanto dan WR III Ir Agus Taufik MSc. Dalam pertemuan itu, Rektor UII dan ketiga wakilnya mengakui, kegiatan Mapala UII Januari 2017 di wilayah Karanganyar yang merenggut 3 korban yaitu Syaits Asyam, Muhammad Fadli dan Ilham Nurpadmy, adalah masa paling berat yang dialami. Apalagi pascaproses hukum selesai, UII harus menindak tegas dengan mengeluarkan 9 mahasiswa dan melakukan skorsing akademik terhadap 10 mahasiswa lainnya.
Nandang Sutrisno diangkat menjadi Rektor UII dan Agus Taufik diangkat sebagai WR IIIÂ pada 23 Maret 2017, pascapengunduran diri Rektor UII dan wakilnya sebelumnya, Dr Harsoyo dan Dr Abdul Jamil, sebagai buntut kegiatan mapala yang membawa korban jiwa.
Dr Harsoyo sendiri mengundurkan diri pada 26 Januari 2017 di dalam pertemuan di Kopertis Wilayah V di depan Menristek M Nasir. Sebelum Nandang diangkat, Pelaksana Rektor UII dipercayakan kepada Ilya Maharika PhD yang tetap merangkap sebagai WR I.
"Pimpinan UII telah menuntaskan tugas utama akreditasi institusi dan pembenahan organisasi Mapala. Untuk pembenahan Mapala ini kami melibatkan stakeholder, termasuk pendiri, alumni dan keluarga mapala," jelas Nandang. Karena pembekuan juga dilakukan pada DPM, menurut Nandang, untuk pengaktifan kembali ini sudah double track dan telah ada kesepakatan.
Redesain Baru
WR II Dr Nur Feriyanto mengingatkan, tantangan UII akan semakin berat di era disruption. Bisa dipahami, karena setiap era ada tanggungjawab dan tantangan yang berbeda. Oleh karena itu, Nur Feriyanto berharap penerus yang akan dilantik pada 1 Juni, memiliki kemampuan menanggulangi dan membawa UII ke puncak yang baru.