Tim medis menegaskan ia hanya boleh kembali ke ruang ujian jika sudah diperiksa oleh dokter di rumah sakit. Akhirnya, IRF bersedia untuk dibawa ke Rumah Sakit Pendidikan Unhas yang terletak hanya beberapa ratus meter dari lokasi ujian dengan menggunakan ambulans.
Sekitar pukul 12.00 WITA, ketika tim medis dan IRF sedang berada di rumah sakit, seorang tenaga kebersihan (cleaning service) Unhas masuk untuk membersihkan toilet.Â
Dia mendengar suara bayi menangis. Ketika mencari-cari, ia sangat terkejut menemukan ada sesosok bayi di dalam bak air kloset yang tertutup rapat. Tim medis Unhas kemudian kembali lagi ke Pusat Bahasa. Bayi tersebut diberikan perawatan darurat, dan segera dibawa ke Rumah Sakit Unhas. IRF mengatakan kepada tim medis bahwa itu adalah bayinya. Â
Pada pukul 18.00 WITA, kondisi bayi dalam keadaan stabil dibawah pengawasan dokter Rumah Sakit Unhas. Sementara IRF yang mengakui sebagai ibunya juga dalam keadaan stabil dan telah dapat memberikan keterangan kepada aparat kepolisian dari Sentra Perlindungan Anak dan Perempuan.
Pada pelaksanaan SBMPTN kali ini, selain menangani kasus yang dialami IRF, juga terdapat beberapa kasus kesehatan yang dialami oleh peserta, misalnya di SMA Negeri 7 ada peserta yang sempat pingsan karena tidak sarapan. Tim medis memberikan bantuan sehingga yang bersangkutan dapat kembali melanjutkan ujian. Â
Begitu juga di salah satu ruangan di Fakultas Farmasi, ada peserta yang ingin pulang dan meninggalkan ujian karena “datang bulan†hari pertama. Namun berkat kesigapan tim medis dan pengawas, peserta ini dapat tetap melanjutkan ujian hingga selesai.
Rektor Unhas, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA menyampaikan prihatin atas peristiwa yang dialami oleh IRF. “Namun saya juga bersyukur bahwa ia dan bayi tersebut dalam keadaan selamat. Ini menunjukkan bahwa keberadaan tim medis ini sangat penting dalam situasi seperti ini,†kata Prof. Dwia.