Namun tim Garuda UNY yang sudah lama memupuk optimisme juga kenekatan, berang dan tak terima dengan pernyataan bernada merendahkan tersebut. Sebuah pernyataan yang akhirnya dibalikkan dengan keberhasilan Garuda UNY naik podium juara ketiga. Mengejutkan semua pihak yang berlaga di Singapura, termasuk LO dan anggota timnya sendiri.
"Jadi walau kita bersyukur alhamdulillah, kita sendiri juga terkagum bahwa ternyata kita bisa capai finish ketiga. Disitulah kita sadar bahwa yang penting bukan judgement, tapi bagaimana usaha kita. Karena hasil itu Allah yang menentukan," ungkapnya bangga.
Namun, bukan berarti perlombaan yang dilakoni Garuda UNY berlangsung mulus. Pada lomba Student Formula Jepang di Shinjuka pada 2016 lalu, mobil UNY harus berhenti di lap ke 14 ketika mobil harus menempuh enam putaran lagi dalam kategori endurance. Kategori tersebut menguji ketahanan mobil dalam pertandingan
Waktu itu, satu socket kabel yang mengubungkan aki dengan mesin lainnya lepas karena getaran di jalan. Hal tersebut karena socket yang digunakan untuk menghubungkan elektrik mudah lepas dan berputar. "Sehingga waktu itu sempat lepas dan mati begitu saja tengah jalan. Nyaris tamatlah kita," ungkap Teguh.
Tim Teknis Garuda UNY yang berada di paddock pun tidak bisa melakukan apa-apa. Karena dalam pertandingan tersebut ada aturan bahwa tim hanya boleh memperbaiki mobil ketika mobil tersebut masuk ke garasi. Ketika di tengah sirkuit, apapun kondisinya, tim teknis tak bisa menghampiri.
Namun, tim Garuda UNY waktu itu menurut Teguh luar biasa beruntung. Tiba-tiba saja mobil yang starter kabel akinya terlepas tersebut bisa dinyalakan kembali. Dan mulai jalan perlahan hingga akhirnya finish.
"Dan kita berhasil di posisi 187 dari 555 universitas. Mungkin nyambung lagi dan mungkin juga kekuatan doa. Yang pasti itu pengalaman bagi kami untuk selalu inspeksi lebih detil ketika mobil masuk paddock," ungkap Teguh bangga. Ia mengingat saat itu ia sampai diusir dari ruangan dynamic karena meloncat-loncat saking girangnya. (Ilham Dary Athallah/Maylatul Aspiya/Erna Wati)