Hadapi Persaingan Dunia Kerja dengan 'Workshop Career Guidance'

Photo Author
- Senin, 6 Maret 2017 | 14:31 WIB

SLEMAN (KRjogja.com) - Persaingan dalam mendapatkan lapangan pekerjaan semakin besar seiring dengan meningkatnya populasi manusia. Hal yang dinilai dan menjadi tolak ukur oleh perusahaan dalam menerima seorang pegawai pun semakin banyak seperti intelektual, emosional, sikap, dan kelebihan-kelebihan lain yang dapat dinilai saat wawancara pekerjaan, dan Curriculum Vitae (CV).

Meskipun CV dan sikap pada saat wawancara pekerjaan itu penting, banyak mahasiswa yang masih bingung mengenai cara membuat CV dan sikap apa saja yang harus dilakukan pada saat wawancara pekerjaan. Untuk mengatasi hal tersebut,   Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) mengadakan Workshop Career Guidance dengan tema Be Yourself,  Brand Your Career pada Sabtu (4/3/2017).

Acara yang bertempat di Ruang Seminar Gedung Bonaventura UAJY ini diikuti oleh 45 peserta yang berasal dari UAJY. Workshop kali ini mengundang pembicara Julius Caezar Nalendra yang merupakan HRD Manager Sawaz Group.

Dalam rilisnya, sebelum workshop dimulai, para peserta mengumpulkan CV untuk dikoreksi dan dibahas oleh Julius Caezar Nalendra atau yang kerap disapa Julius. Pada zaman sekarang banyak web-web yang bisa membantu seseorang dalam membuat CV dengan design-design unik.  Namun terkadang pelamar lupa memperhatikan isi dari CV.  Design-design yang unik terkadang memakan ruang sehingga isi dari CV kurang lengkap. Memakai design yang unik pada CV sah-sah saja namun harus tetap memperhatikan isi dan design yang unik tersebut sebaiknya tidak membuat HRD bingung untuk membaca CV yang dibuat.

“CV dengan tampilan keren itu tidak menjamin bahwa CV kamu bagus.”, jelas Julius.

Selain membahas mengenai CV. Julius juga menjelaskan mengenai sikap-sikap apa saja yang sebaiknya dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan saat wawancara pekerjaan. Julius juga menjelaskan mengenai mitos pada saat wawancara. Sebagian besar orang menganggap bahwa pada saat wawancara pekerjaan, pelamar hanya boleh menjawab. Stereotip tersebut haruslah dihilangkan.

“Pelamar sejatinya boleh bertanya pada interviewer. Bahkan terkadang interviewer memberi pertanyaan kasus yang datanya tidak lengkap, sehingga pelamar harus bertanya.”, ungkap Julius.  

Setelah menjelaskan mengenai sikap-sikap saat wawancara, peserta diberi kesempatan untuk mengikuti simulasi wawancara kerja. Peserta workshop berperan sebagai pelamar pekerjaan dan Julius berperan sebagai HRD. Dengan adanya simulasi ini, peserta dapat merasakan proses wawancara pekerjaan dan mempraktikkan ilmu yang didapat dari workshop kali ini. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X