HARI ini 15 Oktober, Undip genap berusia 59 tahun. Perjalanan panjang menuju kedewasaan sejak berdiri dengan nama awal Universitas Semarang (1959) dan diubah menjadi Universitas Diponegoro (Undip) oleh Presiden RI pertama Ir Soekarno (1960).Â
Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum beserta civitas Undip-pun mengusung tagline “Undip yang sinergis, inovatif dan kompetitif†pada Dies Natalis kali ini. Undip sekarang ini ada di masa transisi dari Pergurun Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN BLU) ke PTN BH (Berbadan Hukum) secara penuh mulai 1 Januari 2017 (sejak 2014 sebenarnya sudah berstatus PTNBH tetapi pengelolaan keuangan masih BLU, pemerintah memberi waktu 2 tahun bagi Undip mempersiapkan diri menjadi full PTN BH).
"Sinergi membutuhkan kesatuan semua unsur didukung dengan inovasi baru serta diharapkan semuanya menjadi kompetitif. Upaya ini sudah membuahkan hasil di antaranya ranking Undip di tingkat nasional dan internasional terus meningkat. Untuk ranking Repository, Undip selama 3 tahun terakhir berada di ranking 1 di Indonesia dan no 4 di Asia serta 102 di dunia," kata Rektor Undip kepada KR di kampus setempat Jumat (14/10/2016), di sela gladi bersih upacara Dies yang digelar hari Sabtu ini, yang akan dihadiri Wapres RI Jusuf Kalla.Â
Menruut Rektor untuk Greenmatric, Undip meningkat signifikan di posisi 3 Indonesia saat ini dan 44 dunia dimana tahun 2014 lalu Undip di posisi 5 Indonesia dan 90 dunia. Juga peningkatan di ranking QS, Undip posisi 251 Asia tahun 2015 naik menjadi 231 tahun 2016. Sedangkan tingkat nasional, ada di posisi 7 dan internasional di posisi 701†ujarÂ
Rektor menjelaskan Undip “sadar diri†berada di papan tengah atas ranking PTN nasional karena masih perlu peningkatan SDM didukung banyak dana. Dengan dana Undip di bawah Rp 1 T (PTN papan atas mencapai Rp 2,5 T) pencapaian Undip saat ini sudah sangat bagus. Direncanakan pendanaan Undip akan meningkat sejalan dengan peningkatan sumber-sumber usaha Revenue Generating Activities (RGA) Undip di antaranya yang sudah ada seperti POM Bensin, Radio, Rusunawa, serta nantinya menyusul penyewaan apartemen, Convention Hall. Sejalan dengan arah Undip sebagai universitas riset, terjadi kenaikan signifikan dana riset dan pengabdian masyarakat. Dana riset dari PNBP meningkat 300 % dari 5,82 M (2015) menjadi  Rp 22,87 M belum termasuk dana penelitian dari luar Undip (Dikti, Kerjasama dll) Rp 19,5 M. Jumlah judul penelitian-pun meningkat 260%  dari 94 judul menjadi 239 judul. Begitu juga peningkatan 100 %  dana pengabdian masyarakat dari RP 0,9 M (2015) menjadi Rp 1,73 M (2016).Â
Meski menyandang status PTN BH dengan pengelolaan keuangan yang mandiri, namun Undip tidak melupakan sisi sosial seperti halnya saat ini Undip mengakomodasi 30 % mahasiswa tidak mampu (di atas yang disyaratkan pemerintah 20 %) lewat beasiswa bidikmisi, ketersediaan beasiswa, serta Uang Kuliah Tunggal kelompok I dan II (terbawah) yaitu Rp 500 ribu sd Rp 1 Juta per semester) bagi banyak mahasiswa, bahkan ada yang bebas UKT/SPP kalau memang betul-betul diperlukan. Tidak hanya itu, untuk perekat NKRI, Undip juga memberi beasiswa afirmasi pada mahasiswa dari wilayah 3 T (terdepan, terluar, terpencil) serta dari Propinsi Papua.Â