Limbah Gabah Punya Potensi Energi Bahan Bakar Luar Biasa, Profesor dari IST AKPRIND Ungkap Fakta Kekuatan Energinya

Photo Author
- Selasa, 28 November 2023 | 14:01 WIB
Gabah yang limbahnya memiliki potensi energi luar biasa (Foto : Istimewa)
Gabah yang limbahnya memiliki potensi energi luar biasa (Foto : Istimewa)

Krjogja.com - YOGYA - Limbah sekam dari hasi penggilingan gabah padi, sering diabaikan begitu saja. Padahal limbah gabah ini ternyata memiliki potensi energi bahan bakar yang luar biasa. Profesor dari Institut Sains dan Teknologi (IST) AKPRIND, mengungkap besarnya manfaat dari energi yang dihasilkan dari limbah gabah tersebut.

Dalam pengukuhan guru besarnya, Prof Dr Anak Agung Putu Susastriawan ST MTech mengungkap bahwa salah satu potensi bioenergi di Indonesia yaitu limbah biomassa sekam padi yang berasal dari limbah penggilingan padi. Terlebih Produksi Gabah Kering Giling (GKG) mengalami peningkatan dari 54,42 juta ton pada tahun 2021 menjadi 54,75 juta ton pada tahun 2022 atau terjadi peningkatan 0,33 juta ton.

Karena itu, Profesor Anak Agung Putu Susastriawan menilai jika penggilingan gabah kering menghasilkan limbah sekam padi setara 30 persen berat gabah kering, maka tersedia potensi limbah sekam padi hampir mencapai 16,425 juta ton pada tahun 2022. Dengan menggunakan nilai kalor sekam padi sebesar 13,39MJ/kg, potensi energi termal dari limbah sekam padi hampir mencapai 220.000 MJ pada tahun 2022.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Pengajian Gus Iqdam Bulan Desember 2023, Jateng Kebagian 3 Lokasi Ini

"Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) limbah sekam padi ini sangat menjanjikan untuk dikonversi menjadi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) melalui teknologi gasifikasi," papar Anak Agung Putu Susastriawan pada Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Mesin di Auditorium Kampus 1 IST AKPRIND, Senin (27/11/2023).

Menurut Anak Agung Putu Susastriawan yang juga Ketua Program Studi Magister Rekayasa Mesin IST AKPRIND Yogyakarta, sebanyak 95 persen kebutuhan energi di Indonesia masih dipenuhi dari bahan fosil dan hanya sebanyak 5 persen yang dipenuhi dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Namun dengan sifatnya yang tidak dapat diperbaharui serta akibat pencemaran yang ditimbulkan terhadap lingkungan, maka perlahan-lahan penggunaan energi fosil harus dikurangi.

Salah satu caranya dengan meningkatkan pemanfaatan EBT. Apalagi Dewan Energi Nasional merumuskan bahwa bauran EBT ditargetkan sebesar 23 persen pada tahun 2025 dan sebesar 31 persen pada tahun 2050.

Baca Juga: Berdayakan Petani dan UMKM, Tim Kosabangsa IST AKPRIND Bantu Teknologi Tepat Guna

Profesor Agung menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul Aplikasi Teknologi Gasifikasi dalam Pemanfaatan Limbah Sekam Padi sebagai Sumber Energi Baru Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa.

Prof Dr Anak Agung Putu Susastriawan ST MTech dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Mesin IST AKPRIND Yogyakarta (Foto: Istimewa)

Profesor Anak Agung Putu Susastriawan mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai substitusi energi fosil, salah satunya bioenergi berupa limbah sekam padi. Sebab Indonesia memiliki potensi limbah sekam padi hampir mencapai 16,425 juta ton atau setara 220.000 MJ potensi energi pada tahun 2022. Potensi energi baru terbarukan limbah sekam padi ini sangat menjanjikan untuk dikonversi menjadi bahan bakar sistem pembangkit listrik dengan teknologi gasifikasi.

Menurutnya, produser gas dari gasifikasi sekam padi dapat digunakan sebagai bahan bakar generator set untuk menghasilkan energi listrik dalam sistem pembangkit gasifier-genset skala kecil. Sistem pembangkit ini sangat berpotensi diaplikasikan di daerah-daerah pelosok yang belum ada jaringan listriknya.

Baca Juga: Gaduh Pj Walikota Pakai Jersey Nomor 1 dan Isu Pengaturan Skor, Ini Respon Manajemen PSIM 

Diakui, diperlukan riset dan pemikiran yang berkelanjutan dalam pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan guna mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025 dan 31 persen pada tahun 2050, khususnya pengembangan sistem konversi energi biomassa limbah sekam padi menjadi bahan bakar gas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Primaswolo Sudjono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X