Tawarkan Konsep Mitigasi Bencana Iklim Berbasis Budaya Jawa, Tim LKTIQ UGM Raih Medali Emas di MTQMN XVII

Photo Author
- Sabtu, 9 Maret 2024 | 20:55 WIB
Tim LKTIQ UGM bersama pembimbing. (Istimewa)
Tim LKTIQ UGM bersama pembimbing. (Istimewa)

Krjogja.com, YOGYA - Tim Lomba Karya Tulis Ilmiah Al Quran (LKTIQ) UGM yang terdiri dari Muhammad Ashri Shalahudin Jadid (Fakultas Pertanian) dan Herkin Yossyafaat (Fakultas Hukum) di bawah bimbingan Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi SS MA MM CHE meraih medali emas ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVII lalu di Universitas Brawijaya, Malang.

Muhammad Ashri Shalahudin Jadid menuturkan, dalam karya tulisnya, tim mengangkat aktualisasi nilai-nilai dari Al-Quran surah Ar-Rum: 41 dan Hud: 120.

Tim melihat relevansi antara bencana iklim global yang juga terjadi di level lokal dengan kandungan surah Ar-Rum ayat 41 di mana kerusakan-kerusakan yang terjadi di muka bumi adalah akibat perbuatan manusia sendiri.

Baca Juga: Aksi Larung Sengkala Ingatkan Moral Etika Bernegara

Konsep ini kemudian dipadukan dengan kearifan lokal yang tumbuh di masyarakat Jawa terutama Yogyakarta, yakni pitutur luhur Jawa. Pitutur luhur Jawa merupakan nasihat-nasihat kebaikan yang sebagiannya juga berkaitan dengan nasihat tentang menjaga alam dan tidak berbuat kerusakan.

"Irisan ini yang kemudian kami lihat sebagai perpaduan antara konsep mitigasi bencana iklim berbasis pitutur luhur yang digali dari nilai-nilai Al-Quran surah Hud ayat 120 dan Ar-Rum ayat 41," kata Ashri, Sabtu (9/3/2024).

Adapun beberapa pitutur luhur utama yang diambil sebagai sumber inspirasi seperti 'Hamemayu Hayuning Bawana', 'Eling lan Waspodo', 'Gusti Allah Mboten Sare', dan 'Rukun Agawe Santosa'.

Baca Juga: 1.500 Pemain Muda DIY-Jateng Ikut Seleksi Timnas U-17 dan U-20 di Mandala Krida

Empat pitutur luhur tersebut yang kemudian digali maknanya untuk dijadikan sebagai konsep mitigasi bencana iklim melalui nasihat-nasihat yang senada dengan tafsir Quran Surah Hud ayat 120.

Tidak hanya berhenti sampai disitu, konsep mitigasi bencana iklim ini kemudian dikembangkan menjadi sebuah platform edukasi berbasis akun Instagram berkaitan dengan pitutur luhur Jawa yang dikombinasikan dengan ayat-ayat Al-Quran.

Herkin Yossyafaat mengatakan, platform edukasi ini dinamakan Dipijar yang merupakan akronim dari Digital Pitutur Jagat Raya.

"Harapannya, Dipijar dapat bermanfaat sebagai media edukasi pitutur luhur Jawa sekaligus sebagai bentuk upaya pelestarian pitutur luhur Jawa yang kian waktu kian dilupakan generasi muda karena tergerus zaman," katanya.

MTQMN merupakan suatu event yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan mengangkat tema 'Aktualisasi Nilai-nilai Qur'ani dalam Mencetak Talenta Emas Indonesia'.

MTQMN ini adalah salah satu kegiatan ajang talenta jenjang pendidikan tinggi yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat mahasiswa di bidang seni Tilawatil Quran. (Dev)

Artikel Selanjutnya

Salsabila Juara II LKTI Nasional

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X