Krjogja.com - YOGYA - Universitas AKPRIND Indonesia atau Akprind University kembali menunjukkan komitmennya dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat.
Kali ini, kampus teknik ternama ini menggandeng Bank Sampah Becik Resik di Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produktivitas, tetapi juga pengelolaan manajemen sampah yang lebih baik. Kegiatan ini didukung penuh oleh hibah dari Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) melalui Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat," ujar Ketua Tim Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) Akprind University Eka Sulistyaningsih SSi MSc, Minggu (22/9/2024).
Tim PBM beranggotakan Satriawan Dini Hariyanto ST MEng dan Andrean Emaputra ST MSc, dengan melibatkan mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, Teknik Industri, dan Teknik Mesin.
Menurut Eka Sulistyaningsih, selaku mitra program, Bank Sampah Becik Resik yang diketuai Mirna Dewi sudah lama berkontribusi dalam pengelolaan sampah di wilayah Sumbermulyo.
Program pengabdian ini menjadi angin segar bagi upaya mereka dalam meningkatkan kualitas manajemen sampah dan memperluas pasar produk-produk hasil daur ulang yang selama ini mereka hasilkan.
Menurut Eka, Program Pengabdian Masyarakat ini memiliki dua fokus utama. Pertama, aspek peningkatan produktivitas, terutama dalam hal pemasaran produk daur ulang yang dihasilkan Bank Sampah Becik Resik.
Selama ini, Bank Sampah Becik Resik telah menghasilkan berbagai produk kreatif seperti perabot rumah tangga dan karya seni dari sampah yang mereka olah.
Melalui program ini, produk-produk tersebut kini dipasarkan secara online menggunakan website dan strategi online marketing yang dirancang khusus oleh Tim Akprind University.
"Dengan adanya pemasaran berbasis digital ini, diharapkan jangkauan penjualan produk daur ulang akan semakin luas, tidak hanya terbatas pada lingkup lokal namun juga merambah ke pasar nasional," kata Eka.
Aspek kedua yang menjadi fokus program, menurut Satriawan Dini Hariyanto dan Andrean Emaputra, yakni manajemen K-3 pengelolaan sampah.
Tim Universitas AKPRIND Indonesia memberikan pendampingan terkait sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dan efisien, termasuk bagaimana cara memaksimalkan penggunaan teknologi incinerator dan trash kompaktor dalam proses pengelolaan sampah.
Bank Sampah Becik Resik yang selama ini telah berperan besar dalam mengedukasi masyarakat sekitar tentang pentingnya pengelolaan sampah, kini semakin mampu mengoptimalkan kinerjanya dengan metode-metode baru yang diterapkan.
"Program ini diharapkan dapat menjadi contoh pengabdian yang berkelanjutan, dimana universitas dan masyarakat dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama, yakni kesejahteraan bersama melalui peningkatan produktivitas dan pengelolaan sampah yang lebih baik," kata Satriawan.