"Pengembangan hybrid ini bukan didasari oleh sikap takut ketinggalan, ikut-ikutan, atau sekadar ajang pembuktian, melainkan menjadi sarana edukatif bagi seluruh anggota tim. Kami memadukan teknik mekanik, elektrikal, dan kontrol, hingga manajemen proyek yang baik, dengan satu tujuan yakni menciptakan mobil balap yang kencang, adaptif, dan efisien di lintasan," tambahnya.
Lebih lanjut, Rafi menjelaskan alasan di balik keputusan Tim Bimasakti untuk mengembangkan hybrid all wheel drive. Ia menyadari bahwa salah satu mobil terbaik Tim Bimasakti sebelumnya, yaitu BM-13, masih belum mampu meraih podium teratas di ajang internasional.
Oleh karena itu, ia bersama seluruh anggota tim melakukan riset dan mencari informasi terkait mobil-mobil balap yang kerap menduduki posisi teratas. Akhirnya, mereka menemukan bahwa jawabannya terletak pada transisi energi dan teknologi hybrid.
Maka dari itu, Rafi dan tim merasa perlu memperdalam pengetahuan tentang mesin pembakaran sekaligus mempelajari lebih jauh mengenai transisi energi.
"Jadi, kami menjalankan riset, mengembangkan prototipe, melakukan pengujian, serta mencari kelemahan dan kemudian mengintegrasikan seluruh rencana pengembangan teknologi hybrid ini.
Semua itu kami lakukan dengan berlandaskan pada percepatan teknologi otomotif dan manfaat teknologi hybrid dalam meningkatkan kelincahan mobil saat menikung," jelasnya saat sedang melakukan presentasi, Sabtu (9/8).
Lebih lanjut, Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., turut mengapresiasi kinerja dan ketekunan Tim Bimasakti dalam menciptakan mobil Hybrid Formula Student pertama di Asia Tenggara.
Ia menyampaikan bahwa mahasiswa Indonesia tidak kalah hebat dibandingkan mahasiswa dari luar negeri.
"Ini adalah suatu milestone penting dari perjalanan panjang UGM, khususnya Tim Bimasakti yang telah menghasilkan terobosan besar. Kita harus yakin bahwa mahasiswa kita mampu bersaing di kancah internasional," ujar Prof. Selo dalam sambutannya, Sabtu (9/8/2025).
Hal senada diungkapkan oleh Direktur PT Qualis Indonesia, Erwin Rinaldi. Ia menyampaikan bahwa mahasiswa Indonesia memiliki potensi besar yang patut diberi panggung (diapresiasi).
Ia pun mengaku tak menyangka bahwa mahasiswa di Indonesia, dalam hal ini Tim Bimasakti, mampu menciptakan terobosan pertama di Asia Tenggara berupa mobil balap Hybrid Formula Student.
"Saya merasa terinspirasi melihat mahasiswa kita bisa membuat mobil sekeren ini. Sementara kami dulu, saat mengerjakan skripsi masih bahas perihal karburator," ujarnya.
Setelah rangkaian kata sambutan dari sejumlah perwakilan, acara dilanjutkan dengan seremoni peluncuran simbolis mobil BM-14H. Usai peluncuran, para hadirin diperkenalkan dengan driver mobil Hybrid Formula Student buatan Tim Bimasakti, yakni Timo.
Di akhir acara, para tamu undangan diajak menyaksikan secara langsung performa mobil Hybrid Formula Student pertama di Asia Tenggara. Pun, penonton pun diberi kesempatan untuk melihat mobil BM-14H dinyalakan dan melaju di sekitar Boulevard UGM.
Terakhir, mobil hybrid pertama di Asia Tenggara (BM-14H) karya Tim Bimasakti, juga dipersembahkan sebagai hadiah bagi Republik Indonesia yang akan merayakan hari ulang tahunnya pada 17 Agustus mendatang.
