Krjogja.com - SLEMAN - 2000-an mahasiswa Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, mengikuti aksi sosial Sapa Warga, Senin (15/9/2025) pagi. Mereka berkeliling di padukuhan sekitar kampus kawasan Nogotirto Gamping Sleman dan membagikan Losida atau lodong sisa dapur untuk membantu mengurai persoalan sampah organik masyarakat.
Rektor UNISA, Dr. Warsiti, mengungkapkan aksi sosial yang diinisiasi oleh ribuan mahasiswa baru (maba) angkatan 2025 ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap permasalahan sampah di masyarakat, terkhusus di lingkungan sekitar kampus. UNISA sebagai kampus yang berwawasan kesehatan berkomitmen untuk berkontribusi dalam penyelesaian persoalan tersebut melalui inovasi losida.
Baca Juga: Gunungkidul dan Kulonprogo Raih Juara Eksebisi Hockey 5s PORDA XVII 2025
"Losida adalah sebuah inovasi sederhana yang berfungsi sebagai media penguraian sampah organik menjadi pupuk. Pada kegiatan yang melibatkan sekitar 2.000 dari total 2.508 maba, para mahasiswa membuat lodong dan ember tumpuk yang nantinya digunakan untuk pengolahan sampah organik menjadi pupuk," ungkapnya di sela pelepasan mahasiswa.
Menurut Warsiti, losida ini dibuat dari paralon yang ditanam di permukaan tanah yang terdapat tanaman di sekelilingnya, sehingga proses penguraian sampah menjadi pupuk dapat berjalan optimal. Kegiatan ini menyasar wilayah Dusun Nogosaren, Nogotirto, serta padukuhan Cambahan dan Pundung sebagai lokasi awal penyebaran manfaat.
Solihin Nurcahyo, Kepala Dusun Cambahan, mengapresiasi langkah UNISA dan berharap program ini dapat mengurangi sampah rumah tangga yang selama ini menjadi persoalan utama di wilayahnya. "Sampah sisa makanan sangat banyak dari rumah tangga, harapannya aksi mahasiswa ini bisa membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat," sambungnya.
Baca Juga: Memimpin Adalah Seni Membangun Warisan
Lebih lanjut, Solihin menambahkan bahwa losida tidak hanya sebagai solusi pengolahan sampah, tetapi juga sebagai sarana edukasi masyarakat. “Nantinya setiap tiga rumah di tingkat RT akan memiliki satu losida. Ini adalah percontohan yang diharapkan bisa mengedukasi dan membuat masyarakat mandiri dalam mengatasi sampah organik," jelasnya.
Sementara itu, Muhammad Ilham dan Nayla Nabila, dua mahasiswa baru UNISA yang terlibat langsung dalam aksi ini, mengaku pengalaman pertama mereka ini membuka wawasan tentang pentingnya pemanfaatan sampah organik. "Kami jadi tahu bahwa sampah organik ternyata bisa diolah menjadi pupuk yang bermanfaat. Kami senang bisa membantu masyarakat sekitar kampus untuk menanam dan memanfaatkan losida," kata keduanya.
Dengan kehadiran UNISA di Nogotirto dan sekitarnya, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah meningkat dan lingkungan menjadi lebih sehat dan bersih. Program losida ini diharapkan dapat terus berkembang dan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat. (Fxh)