Krjogja.com - KLATEN - Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten pada tahun akademik 2025/2026 menerima sebanyak 4.987 mahasiswa baru. Jumlah ini meningkat tajam, mencapai sekitar 100 persen dari tahun akademik sebelumnya. Selain itu, pada tahun ini Unwidha juga segera membuka program studi baru, yakni Diploma III Farmasi.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unwidha Klaten, Dr. Purwo Haryono, M.Hum Kamis (18/9/2025) mengemukakan, Unwidha terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat saat ini.
Di tengah semakin ketatnya kompetisi, Unwidha masih menjadi perguruan tinggi yang mendapat kepercayaan besar dari masyarakat baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa. Terbukti pada tahun akademik 2025/2026 ini Unwidha menerima hampir 5.000 mahasiswa baru dari berbagai penjuru daerah di Indonesia.
“(Unwidha) Klaten pada tahun akademik 2025/2026 menerima sebanyak 4.987 mahasiswa. Tahun sebelumnya 2 ribu sekian, jadi peningkatan ya sekitar 100 persen,” kata Purwo Haryono.
Atas usaha bersama berbagai elemen, serta sinergi positif antara pihak universitas dan Yayasan Pendidikan Indonesia Klaten (YPIK) selaku penyelenggara Unwidha, perguruan tinggi terbesar di Klaten ini menjalin kerjasama dengan pihak luar.
Baca Juga: Purbaya Effect Bikin BI Rate Turun: Saatnya Sektor Riil Buktikan Daya Tahan
Antara lain di Kabupaten Lombok Timur. Banyak mahasiswa dari daerah tersebut yang saat ini menjadi mahasiswa program magister di Unwidha.
“Untuk D III farmasi sudah 2 minggu lalu disetujui, kami berharap satu dua hari ini SK sudah turun, sehingga program ini bisa meramaikan kegiatan vokasi di Unwidha khususnya di kefarmasian,” kata Purwo Haryono.
Terkait dipilihnya farmasi, Purwo Haryono menjelaskan, dari hasil survey, tenaga kefarmasian di lapangan saat ini masih kurang. Tak hanya dibutuhkan di apotek tetapi juga di klinik, RS dan lembaga yang bekerja di bidang kesehatan.
“Kenapa kami pilih D III, alasan utama Diploma III itu vokasi, Insya Allah lulusan siap kerja. Lulusan justru langsung bisa menjadi asisten apoteker. Lebih mandiri dibanding S1 farmasi. Kalau S1 farmasi lulus masih harus lanjut kuliah lagi program profesi dulu,” jelas Purwo Haryono pula. (Sit)