Ketika Sains dan Agama Dipertemukan di Kampus UGM: Siapa yang Lebih Dulu Menafsir Alam?

Photo Author
- Selasa, 21 Oktober 2025 | 21:35 WIB
Karlina Supelli sedang memaparkan materi mengenai 'Epistemologi Relasional' dalam dialog yang diselenggarakan oleh CRCS UGM di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM, Selasa (21/10/2025). (Foto Agito)
Karlina Supelli sedang memaparkan materi mengenai 'Epistemologi Relasional' dalam dialog yang diselenggarakan oleh CRCS UGM di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM, Selasa (21/10/2025). (Foto Agito)

Krjogja.com –YOGYA– Apakah sains dan agama selalu bertentangan? Pertanyaan itu kembali mencuat dalam forum akademik Universitas Gadjah Mada (UGM), ketika para cendekiawan membedah hubungan antara sains, agama, dan tradisi dalam satu panggung dialog.

Dalam rangka memperingati ulang tahunnya yang ke-25, Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS) UGM menggelar diskusi bertajuk Dialog Epistemologis Sains, Agama, dan Tradisi di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM, Selasa (21/10/2025). Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber ternama seperti Karlina Supelli dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Risa Permanadeli, Premana Premadi, dan Najiyah Martiam.

Diskusi ini mengajak publik meninjau ulang cara manusia memahami pengetahuan, alam, dan spiritualitas. Para pembicara mempersoalkan bagaimana manusia modern, dengan kemajuan sainsnya, terkadang kehilangan kesadaran etis terhadap alam dan tradisinya sendiri.

Kearifan Lokal yang Mulai Terlupakan

Najiyah Martiam membuka diskusi dengan mengangkat cara pandang masyarakat adat yang menempatkan manusia sejajar dengan alam. Ia menyebut, pemikiran kuno ini justru menyimpan kearifan yang kini mulai pudar.

“Saya melihat bahwa nenek moyang kita dahulu menganggap alam itu hidup, dan manusia tidak lebih tinggi daripada alam. Sedangkan agama sekarang cenderung memposisikan manusia di atas alam, menjadikan alam hanya sebagai objek,” ujar Najiyah.

Menurutnya, leluhur bangsa Indonesia selalu memandang alam bukan hanya sumber daya, tetapi juga ruang spiritual. Mereka memahami alam melalui etika yang diwujudkan dalam ritual. “Untuk mengungkap rahasia di balik alam semesta, harus ada etikanya. Dan etika itu diekspresikan melalui ritual-ritual,” tambahnya.

Baca Juga: Desa Wukirsari Bangkit: Wariskan Batik Tulis Sejak Zaman Sultan Agung hingga Jadi Wisata Edukasi Modern

Risa Permanadeli menyoroti bahwa pembagian pengetahuan antara sains, agama, dan tradisi sejatinya merupakan warisan konsep dari peradaban Barat. “Kalau kita berbicara tentang agama, tradisi, dan sains sebagai kategori pengetahuan, kita harus menyadari bahwa pembagian tersebut berasal dari sejarah peradaban Barat,” jelasnya.

Ia berpendapat bahwa modernitas adalah bentuk patahan epistemologis di mana manusia mencoba melepaskan diri dari agama dan tradisi. “Sains dan teknologi sebenarnya merupakan bentuk patahan epistemologis untuk meninggalkan agama dan tradisi, menuju rel manusia modern,” ujarnya.

Karlina Supelli: Perbedaan Jangan Dijadikan Dinding

Sementara itu, Karlina Supelli menegaskan bahwa dialog antara agama, sains, dan tradisi tidak perlu berujung pada pertentangan. Menurutnya, justru dari pertemuan tiga hal itulah manusia bisa menemukan kembali keseimbangan berpikir.

“Harus ada keterbukaan terhadap apa yang dalam pengetahuan lokal diterima sebagai kenyataan, beserta hubungan di dalamnya,” kata Karlina.

Ia menambahkan, kearifan lokal dapat dikenali melalui tiga aras epistemik: belajar dari pengalaman banyak orang (intersubjektif), pengetahuan tentang diri sendiri (sintesis akal dan budi), serta hubungan dengan yang transenden. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Primaswolo Sudjono

Tags

Rekomendasi

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB
X