KRjogja.com - KULONPROGO - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali hadir di tengah masyarakat melalui program Pengabdian Mahasiswa Berdampak tahun 2025. Kegiatan ini berfokus pada pendampingan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat desa, khususnya dalam bidang kewirausahaan dan pertanian berkelanjutan.
Pelatihan perdana digelar pada 11 Oktober 2025 di Balai Desa Jatimulyo. Dalam kegiatan tersebut, peserta dari kelompok UMKM mendapatkan materi Business Model Canvas yang disampaikan oleh Lathifah Nur Baiti, S.E., sedangkan kelompok KWT mengikuti pelatihan 'Seleksi Bibit' bersama Hassan Ulil Albab. Kedua pelatihan berlangsung interaktif dan memberikan gambaran awal mengenai konsep bisnis serta pertanian produktif yang akan dikembangkan pada sesi berikutnya.
Kegiatan berlanjut pada 18 Oktober 2025, di mana kelompok UMKM memperdalam kembali konsep Business Model Canvas bersama Rr. Ayu Siva Diannisa S. dan Vania Norafizza, sementara kelompok tani melakukan praktik pembuatan cocopeat sebagai media tanam alternatif yang ramah lingkungan.
Baca Juga: DPRD Yogya Dorong Digitalisasi Pasar Tradisional, Optimalkan Potensi Ikon Kota Yogya
Sesi berikutnya pada 20 Oktober 2025 difokuskan pada praktik penanaman benih cabai dan terong menggunakan media tanam organik hasil olahan sendiri. Kegiatan ini dipandu oleh Hassan Ulil Albab di Sekretariat KWT Desa Beteng. Para peserta juga diajak mempelajari teknik perawatan tanaman hortikultura, sekaligus membuat Kebun Bibit Desa (KBD) sebagai lokasi awal pertumbuhan benih.
Pelatihan difokuskan pada praktik pertanian organik. Di bawah bimbingan Hassan Ulil Albab, peserta belajar membuat media tanam cocopeat, mempraktikkan penanaman bibit cabai dan terong.
Antusiasme peserta terlihat dari semangat mereka mencoba langsung setiap tahap. Setelah kegiatan, sebelum hasil tanam dipindahkan ke lahan utama, bersama-sama membangun Kebun Bibit Desa (KBD) sebagai sarana pembibitan Bersama Rangkaian pelatihan kemudian dilanjutkan pada 27 Oktober 2025. Di pagi hari, kelompok UMKM mengikuti sesi pendalaman tentang strategi pemanfaatan channel dalam pemasaran produk, yang dipandu oleh Sekar. Diskusi berlangsung dengan membahas berbagai tantangan yang dihadapi pelaku usaha lokal dalam mengoptimalkan saluran pemasaran digital.
Baca Juga: Kraton Yogyakarta Turut Berduka Atas Wafatnya Paku Buwono XIII
Pada siang harinya, kelompok KWT melaksanakan praktik pembuatan pupuk organik hingga meracik pupuk organik padat dan cair secara mandiri. Dalam sesi ini, peserta mempraktikkan langsung proses pencacahan bahan, pencampuran, dan fermentasi hingga menghasilkan pupuk siap pakai hingga meracik pupuk organik padat dan cair secara mandiri. Kegiatan ini tidak hanya sekadar praktik lapangan, tetapi juga membangun kesadaran pentingnya menjaga lingkungan dan ketahanan pangan lokal.
“Kami ingin ibu-ibu KWT bisa mengelola pertanian ramah lingkungan tanpa ketergantungan pada pupuk kimia,” tutur Hassan.
Warga menyambut pelatihan ini dengan antusias, bahkan beberapa langsung mencoba praktik di lahan masing-masing. Program Pengabdian Mahasiswa Berdampak diharapkan dapat menjadi jembatan antara dunia akademik dan masyarakat. Selain memperluas pengetahuan warga, kegiatan ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan sosial dan menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah.(*)