Krjogja.com – SLEMAN - Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menyelenggarakan kegiatan 'International Summer Course on Interprofessional Healthcare' yang diikuti puluhan mahasiswa dari berbagai negara.
Kegiatan ini digelar oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Fakultas Farmasi UGM.
Baca Juga: Jamu sebagai Simbol Jawa sebagai Latar, Menafsir Film Horor 'Abadi Nan Jaya'
Merujuk pada laman resmi UGM, di tahun ini, program yang mengusung tema "Promoting Resilient Workplaces and Sustainable Environments for Global Health Equity" tersebut diikuti peserta dari Belanda, Thailand, Pakistan, Myanmar, serta sejumlah mahasiswa dari universitas di Indonesia.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, para peserta diajak mengunjungi Desa Batik Giriloyo, Wukirsari, untuk mempelajari praktik keselamatan dan kesehatan kerja dalam industri batik serta mencoba langsung proses membatik.
"Membatik di luar ruangan memberikan pengalaman baru, tetapi menurut saya penggunaan alat pelindung seperti sarung tangan sangat penting untuk menghindari panas dari lilin cair," ujar Johan, salah satu peserta asal Belanda, dikutip dari laman resmi UGM, Minggu (2/11/2025).
Baca Juga: Mengenal Babad Selahardi sebagai Naskah Sejarah Tanah Jawa
Sementara itu, Michelle, peserta lain, mengaku kagum dengan ketelitian para pengrajin batik. "Membatik itu sulit, karena kita harus duduk lama dan menjaga posisi tubuh tetap stabil. Mungkin bisa ditambah sesi peregangan agar lebih nyaman," katanya.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM, Dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi jangka panjang dengan Vrije Universiteit Amsterdam yang telah berlangsung selama satu dekade.
"Melalui program ini, kami ingin memperkuat pemahaman mahasiswa tentang isu kesehatan global sekaligus memperkenalkan budaya lokal sebagai bagian dari konteks sosial kesehatan," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Internasionalisasi FK-KMK UGM, Dr. Dwi Aris Agung Nugrahaningsih, M.Sc., Ph.D., menambahkan bahwa tema tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya.
"Kali ini kami menyoroti pentingnya pencegahan risiko di lingkungan kerja dan membangun tempat kerja yang tangguh, bukan hanya fokus pada penanganan pasien," ujarnya.
Koordinator Lapangan Summer Course, Dr. Drs. Abdul Wahab, M.P.H., menuturkan bahwa kunjungan ke Giriloyo bertujuan agar mahasiswa dapat mengamati langsung proses kerja dan manajemen keselamatan di industri batik.
"Kami ingin mereka melihat bagaimana kesehatan kerja diterapkan dalam konteks industri kreatif masyarakat, sekaligus mengenalkan budaya Indonesia," kata Wahab.