KRjogja.com - YOGYA - Dalam era digital yang terus berkembang, e-learning telah menjadi metode pembelajaran yang tak terelakkan. Kemudahan akses, fleksibilitas waktu, dan beragam platform membuat pembelajaran daring semakin diminati. Namun, muncul tantangan baru: bagaimana menciptakan suasana belajar yang tetap bermakna dan kolaboratif walau tanpa interaksi tatap muka. Di sinilah konsep Community of Inquiry (CoI) menjadi landasan penting untuk membangun pembelajaran daring yang efektif.
Community of Inquiry merupakan kerangka kerja yang menekankan pada tiga elemen penting: presensi kognitif (cognitive presence), presensi sosial (social presence), dan presensi pengajar (teaching presence). Ketiga elemen ini saling berinteraksi untuk menciptakan pengalaman belajar yang utuh. Dalam konteks e-learning, presensi kognitif memungkinkan peserta didik untuk berpikir kritis dan reflektif terhadap materi. Sementara itu, presensi sosial membantu menciptakan ikatan antar peserta, membangun rasa memiliki, dan menghindari perasaan terisolasi.
Presensi pengajar juga tidak kalah penting karena peran fasilitator dalam e-learning berbeda dari pengajaran tradisional. Pengajar bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai desainer pengalaman belajar yang aktif dan komunikatif. Dengan memberikan umpan balik, memantik diskusi, dan mengarahkan pemahaman, pengajar membangun kerangka belajar yang bermakna. Tanpa presensi pengajar yang kuat, peserta didik cenderung pasif dan kehilangan arah. Implementasi CoI dalam e-learning bukan hanya soal teknologi, tapi juga strategi pedagogis.
Forum diskusi, video interaktif, hingga kolaborasi proyek daring bisa menjadi cara untuk memperkuat elemen-elemen dalam CoI. Tantangannya adalah bagaimana menggabungkan aspek sosial dan emosional ke dalam ruang belajar digital yang kerap terasa dingin dan kaku. Ketika ketiga presensi ini terjaga dengan seimbang, e-learning tidak hanya menjadi tempat transfer informasi, tapi juga ruang berpikir, berdiskusi, dan tumbuh bersama.
Baca Juga: Sewindu Kilang Pertamina Internasional, Bangun Legasi untuk Ketahanan Energi Indonesia
Dengan pendekatan Community of Inquiry, pembelajaran daring dapat diubah menjadi proses kolaboratif yang tidak kalah kuat dibanding pembelajaran tatap muka. Ini membuka peluang baru bagi institusi pendidikan untuk menjangkau lebih banyak peserta, tanpa mengorbankan kualitas interaksi dan pemahaman. Jika dirancang dengan cermat, e-learning bukan hanya solusi alternatif, tapi menjadi fondasi pembelajaran masa depan yang inklusif dan bermakna.
Mulailah dengan mengevaluasi elemen CoI dalam platform pembelajaran Anda. Ingin tahu bagaimana membangun e-learning yang lebih interaktif dan bermakna? Mari diskusikan bersama! Kunjungi https://lms.nazmalogy.com atau hubungi tim kami melalui Instagram @nazmaoffice untuk berdiskusi lebih lanjut.(Dr. Wiji Nurastuti, M.T, CRP, Dosen Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Amikom Yogyakarta)