MESKI SERING JUARA, tak berarti tim Garuda UNY lepas dari stigma negatif lawan. Tak jarang, tim ini dianggap kurang prestise dibanding kampus-kampus lain baik secara nasional maupun mancanegara.
"Mereka masih kadang menganggap kita remeh. Membandingkan kita dengan kampus yang dianggapnya hebat dari barat. Tapi kita tetap abaikan yang seperti itu. Kita tunjukkan di lapangan," ungkap Teguh Arifin, kapten tim Garuda UNY.
Kompetisi Shell Eco Maraton yang baru dilaksanakan Maret 2017 lalu menjadi salah satu buktinya. Sebagai tim yang baru pertama kali mengikuti perlombaan tersebut, ia menerima pesimisme bahkan dari Liaison Officernya (LO) sendiri. Pada waktu itu, setiap tim disediakan LO dari sebuah perusahaan.
"Nah karena dia tugasnya melayani kita, dia tiba-tiba bilang sambil menatap kita sinis. Sudahlah, nanti kalau kalian tidak finish jangan heran. Sudah lolos saja itu luar biasa. Namanya juga orang pertama kali ikut, pasti ada senang, maupun kesusahan dan kendala," ungkap Mustafit Septian, mengulang kata-kata sang LO.
Pada waktu itu, sang LO memang menyuarakan kebenaran. Mustafit juga mengulang data yang diungkapkan seorang juri dari Amerika, bahwa hanya 2% tim yang pertama kali ikut dalam perlombaan tersebut bisa mencapai garis akhir.
Baca Juga :
Ini Jeroan Mobil dan Tim Garuda UNY yang Hantarkan 34 Piala
Sisihkan 17 Tim, Garuda UNY Raih 'Best of the Best ISCC 2017' di Korea