KRjogja.com - BANTUL - Tim konsorsium DIY Program Ekosistem Kemitraan berbasis Potensi Daerah menyelenggarakan FGD dan konsultasi panel experts bertempat di Ruang VIP Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya (AKN) Yogyakarta. Agenda dibuka dengan sambutan dari Direktur AKN Senbud Yogyakarta Dr. Supadma, M.Hum., Ketua Tim Konsorsium Ekosistem Kemitraan Dr. Wiryanta, M.T., dan Dr. Dewi Yanti Liliana, S.Kom., M.Kom. selaku tim pakar Mitras DUDI.
Sesi FGD dan konsultasi dengan panel expert yang dipimpin oleh Dr. Anggi Rahajeng, S.E., M.Ec. selaku moderator ini merupakan kelanjutan dari FGD pertama yang dilaksanakan pada bulan November 2023 terkait penyusunan Workforce Planning dengan menggunakan pendekatan Foresight. Dalam FGD kali ini, tim konsorsium yang terdiri dari tim peneliti dari Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fakultas Vokasi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan, AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, melanjutkan penyusunan workforce dan innovation planning menggunakan metode konsultasi panel expert dengan menghadirkan narasumber dari Sekretaris Daerah Provinsi DIY, Kepala Bappeda Provinsi DIY, Kepala Disnakertrans Provinsi DIY, Kepala Disdikpora DIY, Waketum Bidang Organisasi dan Keanggotaan KADIN DIY, Kepala Bappeda Kota Yogyakarta dan empat kabupaten (Gunungkidul, Sleman, Bantul dan Kulon Progo), serta kepala BBPPMPV Seni dan Budaya, dan juga perwakilan dari Nalar Institute selaku pakar metodologi.
"Nanti dari hasil perumusan ini akan dihasilkan pertama analisis foresight yang dilakukan oleh Tim Konsorsium tentang penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah di Yogyakarta, kedua mendiskusikan isu dan kebijakan tentang penguatan ekosistem kemitraan dalam rangka menghasilkan SDM yang unggul khususnya vokasi dan pengembangan inovasi berbasis potensi daerah dan yang ketiga menyusun skenario untuk penguatan ekosistem kemitraan untuk menyusun workforce planning dan innovation planning di DIY," ujar Dr. Wiryanta, S.T., M.T, Ketua Tim Program yang juga Wakil Dekan Sekolah Vokasi UGM, di Kampus AKN Yogyakarta, Jalan Parangtritis, Bantul, Kamis (18/1/2024).
Baca Juga: Kelaparan Melanda Ethiopia, Sudah Ada 225 Orang Meninggal di Tigray
FGD dan konsultasi panel expert ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil FGD Pertama, yang berupa pemetaan events-trends dan drivers yang diprediksi akan terjadi dan mampu menjadi pengungkit utama maupun berpengaruh terhadap perkembangan situasi ketenagakerjaan dan inovasi di masa depan khususnya vokasi di DIY.
Selain itu, dalam FGD ini juga dibahas isu dan kebijakan yang terkait dengan penguatan ekosistem kemitraan dalam rangka menghasilkan SDM yang unggul khususnya vokasi. Dari hasil FGD ke-2 ini, drivers of change pendorong utama dalam penyusunan kerangka workforce and innovation planning di DIY telah dihasilkan dari aspek sosial, teknologi, ekonomi, lingkungan, kebijakan dan nilai. Hasil FGD ke-2 ini akan diolah lebih lanjut oleh tim konsorsium DIY.
"Jadi kita akan melihat kopentensi-kopentensi apa yang bisa dikembangkan lalu endingnya kita akan merumuskan inovasi-inovasi apa yang bisa dilakukan sehingga kita bisa memetakan beberapa faktor yang bisa mengembangkan DIY saat ini dan yang akan datang. Makanya di FGD ini kita juga meminta masukan dari para pemangku kepentingan seperti dari Sekda, Bapeda DIY dan kabupaten/kota, Disdikpora serta Dinas Tenaga Kerja," imbuh Wiryanta.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Warung Soto Ayam di Jogja yang Enak
Dr. Dewi selaku pakar dari Mitras DUDI berharap kolaborasi 3 Kampus sebagai tim konsorsium dalam Program Ekosistem Kemitraan ini dapat membuka sekat-sekat antar kampus untuk menghasilkan perencanaan SDM dan Inovasi di DIY. Ada 20 wilayah di Indonesia yang sedang mengimplementasikan program yang sama dan menurutnya tim konsorsium DIY termasuk salah satu tim yang telah berprogress dengan baik.(*)