Krjogja.com – YOGYA - Dalam momen wisuda ke-65 Universitas Widya Mataram, Rektor Prof Dr Edy Suandi Hamid, M.Ec., menyampaikan pesan yang mendalam kepada para lulusan untuk tidak hanya berbangga dengan gelar sarjana yang mereka raih, tetapi juga mengamalkan ilmu dengan bijak demi menjaga demokrasi. Ia mengingatkan bahwa lulusan perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar dalam memperkuat demokrasi, bukan malah ikut merusaknya.
Pada acara yang digelar Sabtu (7/9) yang dihadiri oleh GKR Mangkubumi dan jajaran sivitas akademika tersebut, sebanyak 175 lulusan dikukuhkan, terdiri dari 170 sarjana S1 dan 5 lulusan S2. Pesan Rektor ini sejalan dengan pandangan yang disampaikan oleh wakil wisudawan, MY Esti Wijayati, yang juga menjabat sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI.
Dalam pidatonya, Prof Edy Suandi Hamid memberikan contoh nyata kontribusi terhadap masyarakat yang dilakukan oleh MY Esti Wijayati. Melalui dedikasi dan komitmennya, Esti terus dipercaya oleh masyarakat untuk mengemban amanah sebagai anggota legislatif di berbagai tingkatan, mulai dari kabupaten, provinsi, hingga DPR RI. Rektor berharap para wisudawan juga dapat mengambil pelajaran dari perjalanan karir Esti dalam membersamai masyarakat dan lingkungannya.
Baca Juga: Esti Wijayati Terus Ingat Pesan Bung Karno Dalam Pemberdayaan Masyarakat Tak Mampu Ekonomi
"Ketika Anda terjun ke masyarakat, jadilah bagian dari solusi, bukan masalah," tegas Rektor, seraya menambahkan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya dilihat dari prestasi akademik, tetapi juga dari bagaimana mereka memberikan dampak positif bagi lingkungannya.
Sementara itu, Esti Wijayati yang diwisuda menjadi Sarjana Hukum, dalam pidatonya berbagi pengalaman tentang menjaga integritas di dunia politik. "Jangan sampai terjebak pada orientasi kekuasaan yang menghalalkan segala cara, apalagi jika sampai merusak demokrasi," ujar Esti yang sebelumnya merupakan alumnus Fakultas Pendidikan MIPA Universitas Sanata Dharma.
Ia menekankan pentingnya menjaga demokrasi yang sehat dengan berpegang pada prinsip-prinsip moral dan etika.
Setelah mendapat gelar SH, dirinya langsung mendaftarkan diri program S2 Hukum di perguruan tinggi yang sama. Alasan mendalami ilmu hukum, karena sangat terkait dengan kegiatan sehari-hari yakni mengadvokasi masyarakat.
Esti juga mengingatkan para wisudawan untuk selalu setia pada integritas, mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, dan menjunjung tinggi etika dalam setiap langkah yang mereka ambil. Baginya, demokrasi yang kuat hanya dapat terbentuk dari individu-individu yang memiliki karakter dan integritas yang kuat.
Lebih lanjut, Esti menyampaikan bahwa salah satu tantangan terbesar bagi generasi muda saat ini adalah menjaga nilai-nilai budaya di tengah arus globalisasi. "Nilai-nilai budaya kita adalah jati diri bangsa yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya," tuturnya
Esti juga menekankan pentingnya menghidupkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan para lulusan yang akan segera terjun ke dunia kerja dan masyarakat. "Widya Mataram berkomitmen untuk membangun bangsa yang memiliki ideologi kuat menuju bangsa yang bermartabat," ujarnya.
Pesan-pesan ini relevan dalam konteks perkembangan demokrasi Indonesia yang masih menghadapi berbagai tantangan. Para lulusan diingatkan bahwa peran mereka sangat penting dalam menjaga stabilitas demokrasi dan integritas bangsa, terutama di era yang serba cepat dan dinamis ini.
Rektor berharap para wisudawan Universitas Widya Mataram dapat terus membawa semangat perubahan yang positif, tidak hanya untuk diri mereka sendiri tetapi juga bagi masyarakat luas. "Kalian adalah harapan bangsa, jadilah contoh yang baik dalam segala hal," pungkasnya.
Dengan semangat membangun bangsa yang bermartabat dan berakar kuat pada budaya, Universitas Widya Mataram melalui para lulusannya diharapkan dapat terus berkontribusi dalam menjaga demokrasi dan nilai-nilai kebangsaan Indonesia.(Jon)