kampus

Mahasiswa DRI UII Kolaborasi Riset dengan PT Jepang

Jumat, 21 Maret 2025 | 13:20 WIB
Prof Elisa Kusrini bersama dua mahasiswa DRI FTI UII yang lolos seleksi (istimewa)

 

Krjogja.com Sleman – Empat mahasiswa Doktor Rekayasa Industri (DRI) UII Ahmad Padhil, Rininta Hanum, Novrianty Rizky dan Rangga Primadasa lolos seleksi untuk melakukan riset kolaborasi dengan profesor dari Tokyo University dan Ibaraki University di Jepang. Mereka lolos dalam dua periode seleksi awal Februari dan pertengahan Maret. Mereka akan ke Tokyo Juli mendatang untuk finisihing paper di Jepang.

Kaprodi Studi Rekayasa Industri Program Doktor FTI UII Prof Elisa Kusrini, Rabu (19/3) mengungkap secara daring kepada media. Menurutnya, ke-4 mahasiswa akan menjalani proses coaching untuk riset di bidang green hydrogen supply chain dan packaging design preference with AI driven approach selama 4 bulan.

Penelitian Novrianty Rizky jelas Elisa, berjudul ‘A Green Hydrogen Supply Chain Design with Multi-Feedstock and Renewable Energy: A MILP-Based Case Study in Japan’. Dengan supervisor Assoc Prof Muhammad Aziz dari University of Tokyo. Tujuan penelitian disebutnya Elisa untuk mengembangkan model optimasi dalam rantai pasok green hydrogen. Fokus utama penelitian ini adalah minimasi total biaya sistem dan emisi karbon.

Baca Juga: Generasi Muda Miliki Peran Krusial Dalam Pengelolaan Sampah

“Rantai pasok yang dikaji dalam penelitian ini mengadopsi multi-feedstock, mencakup batu bara, limbah plastik, dan biomassa, serta memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti tenaga angin dan solar cell,” jelasnya. Diharapkan, penelitian dapat memberikan wawasan bagi para pengambil keputusan dalam manajemen rantai pasok. Juga memberikan masukan strategis bagi regulator (Pemerintah Jepang) dalam mengembangkan kebijakan terkait rantai pasok hidrogen hijau,” jelasnya

Sementara penelitian Rangga yang juga berkolaborasi dengan Prof Muhammad Aziz dari University of Tokyo adalah tentang Faktor-Faktor Penting dalam Keberhasilan Rantai Pasokan Hidrogen Hijau di Indonesia.

“Jadi, Indonesia saat ini produksi Hidrogen Hijau masih sangat rendah yaitu 51 ton per tahun. Padahal Hidrogen Hijau merupakan salah satu enegi baru terbarukan yang sangat menarik dalam dekarbonisasi atau pengurangan emisi karbon,” jelas Kaprodi Studi Rekayasa Industri Program Doktor FTI.

Baca Juga: BP Haji harap lahir fatwa dari Ormas Islam soal pengelolaan Dam

Indonesia menurutnya dapat melakukan transisi energi menggunakan hydrogen hijau (green hydrogen) untuk keseluruhan rantai pasoknya. Maka diperlukan penyusunan strategi yang tepat.

Elisa menyebutkan, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan rantai pasokan hidrogen hijau. Kemudian menyusun hubungan sebab-akibat menggunakan Dematel. Juga menyusun hubungan antarfaktor dalam format struktural menggunakan interpretative structural modeling (ISM).

Dan akhirnya mengelompokkan setiap faktor menggunakan driving-dependence power atau yang sering disebut analisis MICMAC. “Pada akhirnya strategi usulan transisi Indonesia menuju implementasi rantai pasok hydrogen hijau akan diberikan pada akhir penelitian,” sebutnya. (Fsy)

 

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB