KRjogja.com - YOGYA - Program efisiensi yeang diserukan oleh pemerintah sejak awal tahun ini mulai terasa dampaknya. Berbagai sektor seperti pendidikan pun terkena dampaknya. PKM merupakan singkatan dari Program Kreativitas Mahasiswa, yaitu program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia yang bertujuan untuk mendorong kreativitas, inovasi, dan riset mahasiswa dalam menghadapi berbagai permasalahan di masyarakat. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk melakukan riset dan penelitian dengan dana dari pemerintah.
Namun, pergantian kabinet, dipecahnya Kemendikbudristek, dan efisiensi anggaran untuk pendidikan membuat program ini sempat tidak jelas keberlanjutannya. Akhirnya, program ini memiliki hilal pada 2 Mei 2025 melalui peluncuran Program PKM. Pada 4 Juli 2025, mahasiswa yang telah mendaftarkan proposal mereka mendapatkan informasi pendanaan dari Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Akan tetapi, jumlah tim PKM yang didanai dan jumlah pendanaan untuk PKM turun drastis hingga tahun lalu.
Baca Juga: Tergiur Gaji Besar, Minat Milenial Sukoharjo Kerja di Luar Negeri Tinggi
Disinyalir, penurunan ini diakibatkan oleh pemangkasan APBN untuk sektor pendidikan. Di Kemendiktisaintek, pemangkasan mencapai Rp 14,3 triliun dari pagu Rp 56,6 triliun. Jumlah ini tentunya memiliki dampak yang besar bagi pelaksanaan program-program di sektor pendidikan, salah satunya PKM. Berkaca dari pendanaan tahun lalu, jumlah tim yang lolos pendanaan PKM mencapai 3.520 tim. Sedangkan pada tahun 2025, jumlah tim yang lolos pendanaan hanya 1.590 tim. Jumlah ini menurun dengan sangat signifikan.
Penurunan jumlah tim yang lolos ini pun turut dirasakan oleh Universitas Gadjah Mada. Universitas yang pernah juara umum PIMNAS ke-36 ini langganan untuk mengirimkan ratusan proposal ke Simbelmawa setiap tahunnya. Pada tahun 2024, jumlah proposal yang lolos pendanaan PKM mencapai 181 proposal dengan total anggaran Rp1.596.230.000. Namun pada tahun 2025, jumlah proposal yang lolos pendanaan PKM hanya berjumlah 56 proposal dengan total anggaran 419.400.000. Jumlah ini tentunya menurun drastis hingga mencapai 3 kali lipat.
Baca Juga: Dilema Fiskal
Penurunan jumlah ini tentunya sangat disayangkan oleh berbagai pihak. Banyak sekali gagasan dan inovasi potensial dari ratusan tim, tetapi harus kandas begitu saja akibat adanya pemangkasan anggaran. Lagi-lagi, hal ini seolah membuktikan tidak seriusnya pemerintah Indonesia di bidang pendidikan.(Nilam Azzahro)