KRjogja.com - YOGYA - Sukses atau keberhasilan seseorang hakikatnya tak semata diukur dari keberhasilan secara finansial, sukses bisnisnya. Namun terutama ditentukan sejauh mana kontribusi yang diberikan dan senantiasa mengembangkan akal budi.
"Akal budi ini penting, karena menjadi hukum alam. Jangan lakukan sesuatu pada orang lain, terutama masyarakat yang harus dilayani, apabila tidak mau hal yang sama dilakukan padanya," kata DR (HC) Irwan Hidayat, Direktur PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul, dalam kuliah umum di depan lebih dari 200 mahasiswa program studi Hubungan Masyarakat Fisip UPN Veteran Yogyakarta, Kamis (23/10/2025).
Pada kesempatan itu Irwan Hidayat memaparkan perjalanan usaha Sido Muncul yang melalui perjuangan luar biasa. Menurut Irwan, produk yang baik dan berkualitas tentunya jadi modal utama memasarkannya. Setelah yakin produknya bagus, baru dipasarkan dengan meyakinkan konsumen. Kemampuan untuk meyakinkan atau Convince, bisa dilakukan dengan banyak cara.
Irwan sendiri mengaku 54 tahun kerja di Sido Muncul, hingga mengembangkan bisnisnya dengan mendirikan hotel berbintang lima, Hotel Tentrem. Nama Tentrem, katanya, awalnya diragukan orang, tapi terbukti laku dan jadi top of mind brand, serta menjadi hotel berbintang lima Indonesia yang pertama kali diwaralabakan (franchise).
Selain itu juga mendirikan restoran dan terbukti juga laris. "Dulu buka restoran kiatnya bagaimana memenangkan lidah, tapi sekarang juga harus memenangkan indra laiinnya, untuk menghadirkan kenyamanan. Artinya terbukti produk lokal tak kalah dengan produk franchise asing," ungkapnya.
Menyinggung produk unggulan Sido Muncul, yakni Tolak Angin, Irwan menyatakan produk ini terbukti mampu menghemat mengurangi pemakaian Paracetamol yang impor. "Kita jangan banyak tergantung dengan luar dengan membayar royalti. Ayam goreng saja kita bayar royalti, sehingga cenderung mengidolakan produk asing," jelas Irwan Hidayat.
Irwan mengaku, bisnis paling sulit adalah menjual jamu. Karena harus bisa membangun persepsi. Sehingga, lebih mudah menjual hotel dan restoran ketimbang jual jamu.
Salah satu kiat sukses bisnis juga harus mengedepankan komunikasi yang cepat, harus berani memotong birokrasi. Irwan juga mengatakan, meniru orang lain yang sudah berhasil dan yang baik, tidak masalah, untuk kemudian dikembangkan. Hal yang sama juga dilakukan Sido Muncul.
Awalnya meniru pabrik farmasi, terus membuat jamu berbasis ilmiah, dengan standarisasi, serta sukses menjalani uji toksisitas dan uji kasiat.
"The most difficult business, yakni jual jamu, karena kami hanya boleh menyebut masuk angin, pegel linu, dan panas dalam. Jadi kami harus membangun persepsi. Jadilah persepsi 'orang pintar minum Tolak Angin' yang diterima di masyarakat," tambahnya.
Irwan juga wanti wanti pada mahasiswa untuk mampu memenangkan akal, dan memenangkan hati. Di atas semua itu Irwan mengakui selama ini dapat lancar menjalankan bisnis karena didukung Tuhan dalam memenangkan hati masyarakat.