kampus

Kuliah Umum Dr (HC) Irwan Hidayat di UPNVYK: Berikan Kontribusi, Kedepankan Akal Budi

Kamis, 23 Oktober 2025 | 22:30 WIB
Irwan Hidayat bersama Dekan Fisip dan mahasiswa UPNVY.

KRjogja.com - YOGYA - Sukses atau keberhasilan seseorang hakikatnya tak semata diukur dari keberhasilan secara finansial, sukses bisnisnya. Namun terutama ditentukan sejauh mana kontribusi yang diberikan dan senantiasa mengembangkan akal budi.

"Akal budi ini penting, karena menjadi hukum alam. Jangan lakukan sesuatu pada orang lain, terutama masyarakat yang harus dilayani, apabila tidak mau hal yang sama dilakukan padanya," kata DR (HC) Irwan Hidayat, Direktur PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul, dalam kuliah umum di depan lebih dari 200 mahasiswa program studi Hubungan Masyarakat Fisip UPN Veteran Yogyakarta, Kamis (23/10/2025).

Pada kesempatan itu Irwan Hidayat memaparkan perjalanan usaha Sido Muncul yang melalui perjuangan luar biasa. Menurut Irwan, produk yang baik dan berkualitas tentunya jadi modal utama memasarkannya. Setelah yakin produknya bagus, baru dipasarkan dengan meyakinkan konsumen. Kemampuan untuk meyakinkan atau Convince, bisa dilakukan dengan banyak cara.

Baca Juga: Kunci Kemenangan PSIM Hadapi Dewa United, Digantungnya Rafa dan Masalah Sepi Penonton, Dikupas di Podcast Njaban Garis

Irwan sendiri mengaku 54 tahun kerja di Sido Muncul, hingga mengembangkan bisnisnya dengan mendirikan hotel berbintang lima, Hotel Tentrem. Nama Tentrem, katanya, awalnya diragukan orang, tapi terbukti laku dan jadi top of mind brand, serta menjadi hotel berbintang lima Indonesia yang pertama kali diwaralabakan (franchise).

Selain itu juga mendirikan restoran dan terbukti juga laris. "Dulu buka restoran kiatnya bagaimana memenangkan lidah, tapi sekarang juga harus memenangkan indra laiinnya, untuk menghadirkan kenyamanan. Artinya terbukti produk lokal tak kalah dengan produk franchise asing," ungkapnya.

Menyinggung produk unggulan Sido Muncul, yakni Tolak Angin, Irwan menyatakan produk ini terbukti mampu menghemat mengurangi pemakaian Paracetamol yang impor. "Kita jangan banyak tergantung dengan luar dengan membayar royalti. Ayam goreng saja kita bayar royalti, sehingga cenderung mengidolakan produk asing," jelas Irwan Hidayat.

Baca Juga: Bank Mandiri Taspen Dorong Mantapreneur Naik Kelas, Bekali 50 Wirausaha Siap Go Ekspor ke Mancanegara

Irwan mengaku, bisnis paling sulit adalah menjual jamu. Karena harus bisa membangun persepsi. Sehingga, lebih mudah menjual hotel dan restoran ketimbang jual jamu.

Salah satu kiat sukses bisnis juga harus mengedepankan komunikasi yang cepat, harus berani memotong birokrasi. Irwan juga mengatakan, meniru orang lain yang sudah berhasil dan yang baik, tidak masalah, untuk kemudian dikembangkan. Hal yang sama juga dilakukan Sido Muncul.

Awalnya meniru pabrik farmasi, terus membuat jamu berbasis ilmiah, dengan standarisasi, serta sukses menjalani uji toksisitas dan uji kasiat.

"The most difficult business, yakni jual jamu, karena kami hanya boleh menyebut masuk angin, pegel linu, dan panas dalam. Jadi kami harus membangun persepsi. Jadilah persepsi 'orang pintar minum Tolak Angin' yang diterima di masyarakat," tambahnya.

Baca Juga: Podcast Pojok Sibakul Eps. 3, Kupas Tuntas Danais DIY: Benarkah Koperasi dan UMKM Sudah Benar-Benar ‘Istimewa’?

Irwan juga wanti wanti pada mahasiswa untuk mampu memenangkan akal, dan memenangkan hati. Di atas semua itu Irwan mengakui selama ini dapat lancar menjalankan bisnis karena didukung Tuhan dalam memenangkan hati masyarakat.

Halaman:

Tags

Terkini

Perlu 7 Pilar Fondasi Sistematik Kinerja Aset

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:20 WIB

Lagi, Dr Sihabul Millah Pimpin IIQ An Nur Yogyakarta

Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:30 WIB

UMJ Perlu Melangkah ke Universitas Kelas Dunia

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:15 WIB