Krjogja.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tiga Serangkai (TSU) kembali menunjukkan kiprah nyata dalam pemberdayaan masyarakat melalui program “Mahasiswa Berdampak” yang dilaksanakan di Desa Klunggen, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri.
Program ini mengusung tema besar Smart Distribution System berbasis IoT sebagai solusi inovatif untuk pemetaan dan penyaluran beras kepada keluarga miskin secara lebih akurat, transparan, dan berkelanjutan.
Baca Juga: Kondisi Cuaca Ekstrem, Pemkab Sukoharjo Minta OPD Siaga Bencana Alam
Sistem distribusi cerdas yang dikembangkan oleh tim mahasiswa ini memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mengidentifikasi kebutuhan warga, memetakan data penerima manfaat, serta mengoptimalkan jalur distribusi beras.
Dengan pendekatan berbasis data, program ini diharapkan mampu mengurangi ketimpangan dan meningkatkan efisiensi penyaluran bantuan pangan.
Kegiatan ini melibatkan dua mitra strategis yaitu PKK Desa Klunggen, sebagai motor penggerak pemberdayaan perempuan dan keluarga dan Kelompok Tani Mitra Tani 2, sebagai pelaku utama dalam produksi dan kedua mitra ini menjadi fondasi penting dalam memastikan keberlanjutan dan relevansi program dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Baca Juga: Waspadai Solar Tumpah di Jalan Imogiri - Dlingo
“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran para mahasiswa dan dosen pendamping di Desa Klunggen dalam kegiatan PKM-PM BEM Kemdiktisaintek Tahun 2025. Pelatihan digital marketing untuk petani dan literasi digital bagi PKK menjadi bekal penting bagi warga kami untuk beradaptasi dan berkembang di era digital. Semoga kegiatan ini menjadi awal dari sinergi berkelanjutan antara kampus dan desa.” Kata Lamino, S.Sos sebagai Kepala Desa Klunggen.
Program hibah Kemdiktisaintek lewat Pengabdian Kepada Masyarakat Program Mahasiswa Berdampak Pemberdayaan Oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (PKM-PM BEM) dengan nomor kontrak 436/C3/DT.05.00/PM-BEM/2025 ini dilaksanakan oleh 20 mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, serta pendampingan intensif dari 3 dosen pembimbing dengan rentan waktu bulan September – Desember 2025.
Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa sinergi antara akademisi dan masyarakat dapat melahirkan inovasi yang berdampak langsung. (*)