Warga Candisari Kirab 6 Keliling Desa Menuju Gumuk Kembang

Photo Author
- Sabtu, 25 Februari 2023 | 22:39 WIB
Prosesi kirab 6 gunungan di Lereng Gunung Sindoro. (Foto : Zaini Arrosyid)
Prosesi kirab 6 gunungan di Lereng Gunung Sindoro. (Foto : Zaini Arrosyid)

Krjogja.com - TEMANGGUNG - Sebanyak 6 gunungan dikirab keliling desa dalam grebeg Gumuk Kembang yang digelar petani lereng Gunung Sindoro di Dusun Candi Desa Candisari Kecamatan Bansari, sebagai wujud syukur atas segala nikmat yang diberikan Tuhan, Sabtu (25/02/2023).


Grebeg diawali dengan pengambilan air suci di sumber mata air di tepi Dusun Candi, Jumat malam. Air suci lantas disemayamkan satu malam, dan pada pagi hari di kirab. Sekitar seribuan warga mengikuti kirab, mereka tidak hanya warga setempat tetapi juga warga dari luar dusun.


Prosesi kirab dari pemukiman menuju ke Gumuk Kembang yang berada di ujung pemukiman. Di gumuk tersebut terdapat benda bersejarah berupa batu berukir peninggalan nenek moyang. Batu-batu bersejarah seperti yoni, lingga, alat-alat pertanian yang ditemukan di tempat tersebut tersimpan rapi di bangunan yang dibangun warga.


[crosslink_1]


Kadus Candi, Parwadi mengatakan grebeg sebagai wujud syukur atas segala nikmat yang diberikan Tuhan pada warga. Nikmat itu berupa hasil pertanian, kesehatan, limpahan air dan berbagai nikmat lain yang tidak bisa disebutkan.


"Gunungan terbuat dari hasil pertanian atau hasil bumi sebagai wujud karunia Tuhan. Warga bersyukur atas nikmat itu," kata dia.


Dia mengatakan dengan grebek warga berharap untuk menambah limpahan rizqi dan nikmat. Ikatakan kekeluargaan bertambah erat demikian pula hubungan bersaudaraan di masyarakat juga semakin tinggi.


Sementara itu usai berdoa yang dipimpin tokoh agama setempat. Gunungan hasil bumi dibagi pada warga untuk digunakan seperti dimasak, atau diambil bijinya untuk ditanam.


Dia menyampaikan grebeg dimanfaatkan juga untuk mengingat sejarah nenek moyang, bukti kejayaan itu dengan ditemukannya berbagai peninggalan.


"Temuan itu kini terkumpul dan terpelihara. Warga tidak berani menjualnya. Sebab hilangnya benda bersejarah dari tanah mereka menunjukkan hilangnya bukyi kejayaan orang tua," kata dia. (Osy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB
X