PURWOREJO, KRJOGJA.com - Masyarakat di wilayah Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, khususnya yang terdampak oleh proyek pembangunan Bendungan Bener mengaku prihatin atas banyaknya kabar yang menyeruak dan mengonformasikan bilamana masyarakat melakukan penolakan atas pembangunan bendungan tersebut. Sementara, fakta di lapangan yang sesungguhnya mayoritas warga sangat mendukung serta berikan apresiasi pembangunan megaproyek bendungan yang bakal menjadi aset berharga bagi Purworejo khususnya dan bagi Indonesia umumnya. Karena kedepannya keberadaan bendungan itu berikan manfaat multi bagi masyarakat.
Sejumlah warga pun memasang spanduk sebagai wujud dan bentuk keprihatinannya dengan beragam keluhan. Sejumlah spanduk dan poster bertuliskan nada tuntutan agar pihak-pihak tak bertanggungjawab untuk tidak memberikan intervensi dan provokasi yang menjadi agenda adudomba atau propaganda.
“Sosialisasi maupun wacana program yang sudah disampaikan kepada warga dapat kami terima karena memang proyek pembangunan Bendungan Bener ini nyata-nyata berikan manfaat besar bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Bener. Sehingga mayoritas warga mendukung dan setuju. Jika kemudian muncul isu-isu adanya penolakan bahkan hingga ada aksi demo, karena disinyalir hadirnya orang-orang luar yang bukan warga asli Wadas, yang berusaha memperovokasi dan mengadudomba demi kepetingan pribadi,†kata salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Hal senada juga disampaikan Kepala BBWS Serayu Opak Dwi Purwantoro saat menanggapi munculnya kabar dan isu yang berkembang akhir-akhir ini terkait adanya penolakan warga atas pembangunan Bendungan Bener.
“Seluruh prosedur pembangunan proyek Bendungan Bener sudah dilaksanakan dengan benar. Sudah kita sampaikan kepada masyarakat. Masyarakat sangat memahami dan kemudian mayoritas menyetujui. Tanpa ada intimidasi, penekanan apalagi paksaan. Kami berikan hak-hak warga. Warga memahami bahwa bendungan ini berikan manfaat besar bagi kelangsung masyarakat, utamanya di sector ekonomi. Jika kemudian muncul isu adanya penolakan, bahkan kemudian ada aksi demo, saya menilai tentunya ada pihak-pihak luar yang berupaya mengadudomba warga,†terang Dwi Purwantoro saat menggelar konfrensi pers, Selasa (27/4/2021).
Ditambahkannya, bahwa disinyalir ada sejumlah orang atau kelompok yang menamakan aliansi atau LSM dan lainnya untuk kemudian memprovokasi dengan beragam pemahaman keliru kepada warga terkait proyek pembangunan Bendungan Bener, dengan tujuan mengajak warga menolak proses pembangunan bendungan.
“Aksi aparat yang dinilai telah melakukan tindakan melanggar HAM dalam aksi demo pada Jumat (23/4/3021) pekan lalu sangat keliru. Tidak ada tindakan kasar aparat. Kehadiran aparat saat itu untuk berikan pengawalan dan pendampingan. Namun justru kehadiran aparat disambut dengan tindakan anarkis. Kami punya bukti itu semua,†lanjutnya.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kapolres Purworejo AKBP Rizal Marito. Bahwa kerusuhan yang terjadi saat itu, pihak kepolisian hanya berusaha menenangkan warga, dan bukan melawan warga melakukan aksi demo tersebut. Sementara, munculkan informasi aparat melakukan penangkapan terhadap 11 orang nilai juga tidak benar dan menyesatkan. Kesebelas orang tersebut bukan ditangkap melainkan diamankan untuk dimintai keterangan, karena diduga bertindak sebagai provokator. Dan setelah dimintai keterangan kesebelas orang tersebut dilepas kembali.
Dilain sisi, sejumlah warga di Desa Wadas memiliki harapan agar orang-orang di luar Wadas untuk tidak ambil peran apapun bentuknya terhadap warga masyarakat di Desa Wadas. Kehidupan masyarakat sejauh ini memiliki sikap dan semangat toleransi dan saling menghargai antar sesama. Masyarakat sudah cukup hidup dalam kondisi yang damai dan dalam nyaman.
“Kami sangat berharap, jangan adudomba warga Wadas. Bendungan bener ini berikan harapan dan manfaat besar bagi warga. Mayoritas masyarakat mendukungnya,†sambung warga yang enggan disebut namanya ini.(*)